JALALAIN :
001. (Apabila orang-orang
munafik datang kepadamu, mereka berkata) dengan mulut mereka mengenai hal-hal yang
bertentangan dengan apa yang ada dalam hati mereka ("Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan) yakni
mengetahui (bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta)
yakni isi hati mereka berbeda dengan apa yang mereka katakan.
002. (Mereka itu
menjadikan sumpah mereka sebagai perisai) maksudnya untuk melindungi harta
benda mereka dan jiwa mereka (lalu mereka menghalangi) melalui sumpah itu
(jalan Allah) artinya mereka menghalangi manusia untuk berjihad melawan mereka.
(Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan).
003. (Yang demikian itu)
yakni pekerjaan mereka yang buruk itu (adalah karena sesungguhnya mereka telah
beriman) mulutnya (kemudian menjadi kafir) hatinya. Artinya, mereka masih tetap
dalam kekafirannya, (lalu dikunci matilah) dikuncilah (hati mereka) dengan
kekafiran (karena itu mereka tidak dapat mengerti) tentang iman yang
sesungguhnya.
004. (Dan apabila kamu
melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum) karena keindahan dan
kebagusannya. (Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka)
karena kefasihan tutur katanya. (Mereka adalah seakan-akan) karena tubuhnya
yang besar akan tetapi pikirannya kosong tidak dapat memahami (kayu) dapat
dibaca khusyubun dan khusybun (yang tersandar) artinya bagaikan kayu yang
tersandar ke tembok. (Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan keras) teriakan
sebagaimana seruan di dalam kemiliteran, atau bagaikan seruan orang yang
mencari barang yang hilang (ditujukan kepada mereka) demikian itu karena hati
mereka sudah memendam rasa kecut dan takut terhadap hal-hal yang akan menimpa
mereka yang memperbolehkan darah mereka dialirkan. (Mereka itulah musuh yang
sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka) karena sesungguhnya mereka pasti
membeberkan rahasia kamu kepada orang-orang kafir (semoga Allah membinasakan
mereka) menghancurkan mereka. (Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan?) dari
iman, padahal bukti-buktinya sudah cukup jelas.
005. (Dan apabila
dikatakan kepada mereka, "Marilah) seraya memberi maaf (supaya Rasulullah
memberikan ampunan bagi kalian," mereka membuang) lafal lawwau dapat
dibaca dengan memakai tasydid, dapat pula dibaca tanpa memakainya sehingga
menjadi lawau, artinya memalingkan (muka mereka dan kamu lihat mereka
berpaling) dari hal tersebut (sedangkan mereka menyombongkan diri).
006. (Sama saja bagi
mereka, kamu mintakan ampunan bagi mereka) dalam ungkapan kalimat astaghfarta,
keberadaan hamzah istifham cukup diwakili oleh hamzah washal (atau kamu tidak
memintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan memberikan ampunan kepada
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik).
007. (Mereka orang-orang
yang mengatakan) kepada teman-teman mereka dari kalangan kaum Ansar:
("Janganlah kalian memberikan perbelanjaan kepada orang-orang yang ada di
sisi Rasulullah) yakni orang-orang Muhajirin (supaya mereka bubar")
bercerai-berai dari sisinya. (Padahal kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit
dan bumi) yakni pemberian rezeki-Nya, Dia Maha Pemberi rezeki kepada
orang-orang Muhajirin dan lain-lainnya (tetapi orang-orang munafik itu tidak
memahami).
008. (Mereka berkata,
"Sesungguhnya jika kita telah kembali) yakni kembali dari peperangan Bani
Mushthaliq (ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir) yang
dimaksud orang-orang kuat adalah diri mereka sendiri (orang-orang yang lemah
daripadanya") yang dimaksud oleh mereka adalah orang-orang mukmin. (Padahal
kekuatan itu hanyalah bagi Allah) yakni kemenangan itu milik Allah (bagi
Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak
mengetahui) hal tersebut.
009. (Hai orang-orang yang
beriman, janganlah melalaikan kalian) yakni melupakan kalian (harta-harta
kalian dan anak-anak kalian dari mengingat Allah) dari melakukan salat lima
waktu. (Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
rugi).
010. (Dan belanjakanlah)
dalam berzakat (sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kalian; lalu ia berkata,
"Ya Rabbku! Mengapa tidak) lafal laula di sini bermakna halla, yakni
kenapa tidak. Atau huruf la dianggap sebagai huruf zaidah dan huruf lau bermakna
tamanni, yakni seandainya (Engkau menangguhkan aku sampai waktu yang dekat,
yang menyebabkan aku dapat bersedekah) bentuk asli lafal ashshaddaqa adalah
atashaddaqa, kemudian huruf ta diidghamkan ke dalam huruf shad sehingga jadilah
ashshaddaqa, yakni supaya aku dapat membayar zakatku (dan aku termasuk
orang-orang yang saleh?") seumpamanya aku akan menunaikan ibadah haji.
Ibnu Abbas r.a. telah memberikan penafsirannya, bahwa tiada seseorang pun yang
melalaikan untuk membayar zakat dan melakukan ibadah haji, melainkan ia meminta
supaya kematiannya ditangguhkan di saat ia menjelang ajalnya.
011. (Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan, kematian, seseorang apabila datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kalian kerjakan) lafal ta'maluuna
dapat pula dibaca ya'maluuna, sehingga artinya menjadi, yang mereka kerjakan.
IBNU KATHIR :
1.
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, hai Muhammad, mereka berkata,
"Kami bersaksi bahwa kamu benar-benar Rasul Allah." Allah mengetahui
bahwa kamu benar-benar Rasul-Nya. Dan Allah juga mengetahui bahwa orang-orang
munafik itu bohong dalam pengakuan bahwa mereka beriman kepadamu. Sebab, ucapan
mereka itu tidak sesuai dengan hati mereka.
2. Mereka menjadikan sumpah palsu mereka sebagai perisai yang menjaga mereka dari hukuman. Dengan begitu, mereka telah menghalangi diri mereka dari jalan Allah yang lurus. Kemunafikan dan sumpah palsu yang selalu mereka lakukan itu sungguh amat buruk.
3. Kemunafikan dan sumpah palsu yang terus mereka lakukan itu disebabkan oleh karena mereka hanya menyatakan keimanan melalui lisan, sedang hati mereka tetap kafir. Maka kekafiran itu mengunci kalbu mereka sehingga tidak mengerti apa yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah.
4. Jika kalian memandang mereka, kalian akan terpesona oleh keindahan tubuh mereka. Jika mereka berbicara, kalian akan mendengarkan karena manisnya. Meski demikian, kalbu mereka kosong dari iman. Mereka bagaikan kayu yang tersandar, tak ada kehidupan dalam diri mereka. Mereka selalu mengira setiap musibah ditujukan kepada mereka, karena mereka merasakan betul keadaan yang sebenarnya. Mereka adalah musuh yang sebenarnya, maka waspadailah. Mereka telah terusir dari rahmat Allah. Bagaimana mereka sampai dipalingkan dari kebenaran kepada kemunafikan tersebut!
2. Mereka menjadikan sumpah palsu mereka sebagai perisai yang menjaga mereka dari hukuman. Dengan begitu, mereka telah menghalangi diri mereka dari jalan Allah yang lurus. Kemunafikan dan sumpah palsu yang selalu mereka lakukan itu sungguh amat buruk.
3. Kemunafikan dan sumpah palsu yang terus mereka lakukan itu disebabkan oleh karena mereka hanya menyatakan keimanan melalui lisan, sedang hati mereka tetap kafir. Maka kekafiran itu mengunci kalbu mereka sehingga tidak mengerti apa yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah.
4. Jika kalian memandang mereka, kalian akan terpesona oleh keindahan tubuh mereka. Jika mereka berbicara, kalian akan mendengarkan karena manisnya. Meski demikian, kalbu mereka kosong dari iman. Mereka bagaikan kayu yang tersandar, tak ada kehidupan dalam diri mereka. Mereka selalu mengira setiap musibah ditujukan kepada mereka, karena mereka merasakan betul keadaan yang sebenarnya. Mereka adalah musuh yang sebenarnya, maka waspadailah. Mereka telah terusir dari rahmat Allah. Bagaimana mereka sampai dipalingkan dari kebenaran kepada kemunafikan tersebut!
5.
Apabila dikatakan kepada mereka, "Terimalah seruan Rasul agar ia
memintakan ampunan untuk kalian," mereka menggerakkan kepala sebagai tanda
mengejek. Kalian lihat mereka berpaling dengan keengganan untuk taat.
6. Kamu mintakan ampunan untuk orang-orang munafik itu atau tidak, sama saja bagi mereka. Sebab, mereka tidak akan meninggalkan kemunafikan. Maka, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kebenaran kepada orang-orang yang tidak taat dan beriman kepada-Nya.
7. Mereka adalah orang-orang yang mengatakan kepada penduduk Madinah, "Janganlah kalian memberi nafkah kepada orang-orang mukmin yang menyertai Rasulullah –yaitu orang-orang Muhâjirîn– sampai mereka meninggalkannya." Padahal, kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi beserta rezeki yang ada di dalamnya. Dia akan memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Akan tetapi, orang- orang munafik tidak memahami itu.
6. Kamu mintakan ampunan untuk orang-orang munafik itu atau tidak, sama saja bagi mereka. Sebab, mereka tidak akan meninggalkan kemunafikan. Maka, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kebenaran kepada orang-orang yang tidak taat dan beriman kepada-Nya.
7. Mereka adalah orang-orang yang mengatakan kepada penduduk Madinah, "Janganlah kalian memberi nafkah kepada orang-orang mukmin yang menyertai Rasulullah –yaitu orang-orang Muhâjirîn– sampai mereka meninggalkannya." Padahal, kepunyaan Allahlah perbendaharaan langit dan bumi beserta rezeki yang ada di dalamnya. Dia akan memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Akan tetapi, orang- orang munafik tidak memahami itu.
8.
Dengan mengancam, orang-orang munafik berkata, "Demi Allah, jika kita
telah kembali ke Madinah, kelompok terunggul kita akan mengusir kelompok
orang-orang mukmin yang hina." Padahal, keunggulan itu hanyalah milik
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, bukan mereka yang mengancam itu.
Tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahuinya.
9.
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, jangan sampai
perhatian kalian kepada harta dan anak melalaikan kalian dari mengingat Allah
dan melaksanakan kewajiban- Nya atas kalian. Siapa yang disibukkan oleh harta
dan anak sehingga melalaikan itu semua, maka mereka adalah orang-orang yang
merugi pada hari kiamat.
10.
Wahai orang-orang mukmin, infakkanlah dengan segera sebagian harta yang telah
Kami berikan, sebelum kematian menjemput salah seorang dari kalian. Saat itu,
ia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku
sampai waktu yang dekat, sehingga aku dapat bersedekah dan aku dapat menjadi
orang-orang yang beramal saleh."
11.
Allah tidak akan menangguhkan seseorang jika waktu kematiannya telah tiba.
Allah Maha Mengetahui perbuatan kalian dan akan membalas kalian atas itu semua.