JALALAIN :
(Hai orang-orang yang
beriman, apabila kalian mengadakan pembicaraan rahsia, janganlah kalian
membicarakan tentang berbuat dosa, permusuhan dan derhaka kepada rasul. Dan
bicarakanlah tentang berbuat kebaikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah
yang kepada-Nya kalian akan dikembalikan).
(Sesungguhnya pembicaraan
rahsia itu) yakni yang membicarakan berbuat dosa dan yang sejenisnya (adalah
dari syaitan) melalui pujuk rayuannya (supaya orang-orang yang beriman itu berdukacita,
sedangkan
tiadalah) pembicaraan itu (dapat memberikan mudharat kepada mereka barang sedikit pun kecuali dengan izin Allah) atas kehendak-Nya (dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal).
tiadalah) pembicaraan itu (dapat memberikan mudharat kepada mereka barang sedikit pun kecuali dengan izin Allah) atas kehendak-Nya (dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal).
IBNU KATHIR :
Wahai
orang-orang yang mempercayai Allah dan Rasul-Nya, apabila kalian mengadakan
pembicaraan rahsia, janganlah kalian lakukan itu demi berbuat dosa, menyakiti
orang lain atau melanggar perintah Rasul! Sebaliknya, lakukanlah pembicaraan
rahsia itu dalam perkara saling berpesan untuk berbuat baik dan menghindari
perbuatan dosa! Kemudian takutlah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kalian
akan diiring setelah dibangkitkan dari kematian!
Sesungguhnya melakukan pembicaraan rahsia yang dapat menimbulkan keraguan adalah salah satu godaan syaitan untuk memasukkan kesedihan ke dalam hati orang-orang mukmin. Tetapi hal itu tidak akan membahayakan mereka kecuali dengan kehendak Allah. Dari itu, hanya kepada-Nyalah orang-orang mukmin harus bersandar.
Sesungguhnya melakukan pembicaraan rahsia yang dapat menimbulkan keraguan adalah salah satu godaan syaitan untuk memasukkan kesedihan ke dalam hati orang-orang mukmin. Tetapi hal itu tidak akan membahayakan mereka kecuali dengan kehendak Allah. Dari itu, hanya kepada-Nyalah orang-orang mukmin harus bersandar.