JALALAIN :
(Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia sedangkan Kami mengetahui) lafaz Na'lamu ini berkedudukan
menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dan sebelumnya diperkirakan adanya lafaz Nahnu (apa) huruf Maa di sini adalah Mashdariyah (yang dibisikkan)
dibicarakan (oleh dia) yakni oleh manusia, huruf Ba di sini adalah Zaidah, atau
untuk Ta'diyah (dalam hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya) maksudnya ilmu
Kami (daripada urat lehernya) Idhafah di sini mengandungi makna Bayan atau untuk
menjelaskan, dan pengertian yang dimaksud dari lafaz l Al-Wariid adalah dua
urat vital yang terdapat pada bahagian belakang leher.
(Ingatlah ketika) lafaz Idz di sini dinashabkan oleh lafaz Udzkur yang keberadaannya
diperkirakan (mencatat) yakni menulis (dua malaikat pencatat amal) ertinya, yang diserahi tugas oleh Allah untuk mencatat amal perbuatan yang
dilakukan oleh manusia (yang satu berada di sebelah kanan dan yang lain berada
di sebelah kiri) manusia (dalam keadaan duduk) yakni keduanya duduk, lafaz Qa'iid ini adalah Mubtada dan Khabarnya adalah lafaz sebelumnya.
(Tiada suatu ucapan pun yang dikatakan melainkan ada
malaikat pengawas) yakni malaikat pencatat amal (yang selalu hadir) selalu
berada di sisinya; lafaz Raqiib dan 'Atiid ini keduanya mengandung makna Mutsanna.
IBNU KATHIR :
Aku bersumpah, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia,
dan Kami selalu mengetahui apa yang dibisikkan oleh hati mereka. Kami dengan
pengetahuan Kami terhadap semua keadaan manusia lebih dekat kepadanya daripada
urat lehernya sendiri yang paling dekat dengannya.
Iaitu ketika dua orang malaikat penjaga mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat penjaga yang sedia mencatatnya.
Iaitu ketika dua orang malaikat penjaga mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat penjaga yang sedia mencatatnya.
JALALAIN :
(Dan datanglah
sakaratul maut) yakni kesusahan dan rasa sakit yang memuncak menjelang maut
(dengan membawa kebenaran) yakni perkara akhirat, hingga orang yang ingkar
kepada hari akhirat dapat melihatnya secara nyata, hal ini termasuk pula hal
yang menyakitkan. (Itulah) kematian itu (hal yang kamu tidak dapat menghindar
darinya) yakni tidak dapat melarikan diri darinya.
IBNU KATHIR :
Dan datanglah sakaratulmaut (bencana kematian) dengan
sebenar-benarnya tanpa ada suatu keraguan sedikit pun. Perkara yang benar
itulah yang kamu takuti dan lari daripadanya.