IBNU KATHIR :
1. Wahai Nabi, tingkatkanlah ketakwaanmu pada Allah. Jangan
berkompromi untuk menerima pendapat orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
Allah Maha Meliputi –dengan ilmu-Nya– segala sesuatu; Mahabijaksana dalam
perkataan dan perbuatan-Nya.
2. Ikutilah petunjuk wahyu yang diturunkan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah, yang menurunkan wahyu kepadamu, adalah Maha Memberitahu rincian-rincian perbuatanmu, perbuatan orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
3. Serahkanlah segala urusanmu kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Penjaga dan Yang diserahi segala urusan.
4. Allah tidak pernah menciptakan dua hati dalam diri seseorang. Allah tidak menjadikan istri dari salah seorang di antara kalian yang berkata kepada istrinya, "Punggungmu haram bagiku seperti punggung ibuku." Dengan berkata seperti itu, sang istri seolah-olah menjadi ibunya. Dan Allah tidak menjadikan kedudukan anak kalian dari hasil adopsi seperti kedudukan anak kandung. Hal itu –ketika kalian memberikan kedudukan anak angkat sama dengan kedudukan anak darah daging sendiri– adalah perkataan yang tidak ada sisi benarnya dan tidak ada dampak hukumnya. Allah bermaksud menyatakan kebenaran dan membimbing kalian kepada kebenaran itu. Allahlah satu-satunya pemberi petunjuk manusia ke jalan kebenaran.
5. Berilah anak-anak angkat itu silsilah keturunan dari jalur bapak kandung mereka, karena sesungguhnya hal itu akan lebih adil dalam pandangan Allah. Akan tetapi jika kalian tidak mengenali bapak kandung mereka, maka anak-anak itu menjadi saudara seagama dan penolong kalian. Dan jika kalian menasabkan anak-anak itu bukan kepada bapak kandung mereka secara keliru, maka kalian tidak bersalah. Tapi jika kalian
melakukannya dengan sengaja, maka kalian telah berbuat dosa.
Allah Maha Mengampuni kesalahan yang tidak kalian sengaja dan Maha Menerima
tobat dari dosa yang kalian lakukan dengan sengaja.2. Ikutilah petunjuk wahyu yang diturunkan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah, yang menurunkan wahyu kepadamu, adalah Maha Memberitahu rincian-rincian perbuatanmu, perbuatan orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
3. Serahkanlah segala urusanmu kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Penjaga dan Yang diserahi segala urusan.
4. Allah tidak pernah menciptakan dua hati dalam diri seseorang. Allah tidak menjadikan istri dari salah seorang di antara kalian yang berkata kepada istrinya, "Punggungmu haram bagiku seperti punggung ibuku." Dengan berkata seperti itu, sang istri seolah-olah menjadi ibunya. Dan Allah tidak menjadikan kedudukan anak kalian dari hasil adopsi seperti kedudukan anak kandung. Hal itu –ketika kalian memberikan kedudukan anak angkat sama dengan kedudukan anak darah daging sendiri– adalah perkataan yang tidak ada sisi benarnya dan tidak ada dampak hukumnya. Allah bermaksud menyatakan kebenaran dan membimbing kalian kepada kebenaran itu. Allahlah satu-satunya pemberi petunjuk manusia ke jalan kebenaran.
5. Berilah anak-anak angkat itu silsilah keturunan dari jalur bapak kandung mereka, karena sesungguhnya hal itu akan lebih adil dalam pandangan Allah. Akan tetapi jika kalian tidak mengenali bapak kandung mereka, maka anak-anak itu menjadi saudara seagama dan penolong kalian. Dan jika kalian menasabkan anak-anak itu bukan kepada bapak kandung mereka secara keliru, maka kalian tidak bersalah. Tapi jika kalian
6. Nabi Muhammad lebih berhak untuk memberikan hak perwaliannya kepada orang-orang beriman. Kasih sayang Rasulullah pada mereka melebihi kasih sayang mereka pada diri mereka sendiri. Maka cintailah dan taatilah ia. Istri-istri nabi adalah seperti ibu mereka yang wajib dihormati dan tidak boleh dinikahi sepeninggal nabi. Orang-orang yang terikat dalam hubungan kekerabatan (pertalian darah) lebih utama dari orang-orang beriman lain dan orang-orang muhajirin untuk saling mewarisi dan diwarisi. Ini adalah suatu persoalan yang wajib hukumnya dalam al-Qur'ân. Namun demikian, kalian tidak dilarang untuk memberikan sebagian hak milik kepada orang mukmin yang membela agama mesipun mereka tidak memiliki hubungan persaudaraan, sebagai suatu bentuk kebajikan. Kalian juga diperbolehkan memberikan harta kalian melalui wasiat. Pewarisan harta bagi para kerabat merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah dan tidak dapat berubah
7. Ingatlah, wahai Muhammad, ketika Kami menerima janji yang kukuh
dari para nabi terdahulu untuk mengemban misi kerasulan dan menyeru manusia
kepada agama yang lurus. Kami menerima janji itu dari kamu, dari Nûh, Ibrâhîm,
Mûsâ dan 'Isâ putra Maryam. Kami menerima janji yang sangat besar maknanya dari
mereka.
8. Agar pada hari kiamat nanti Allah meminta pertanggungjawaban kepada rasul-rasul itu mengenai apa yang telah mereka sampaikan kepada kaumnya masing-masing. Dan Allah telah menyediakan azab yang sangat menyakitkan bagi orang-orang yang mengingkari para rasul.
9. Wahai orang-orang beriman, renungkanlah nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kalian. Ingatlah saat kalian diserbu oleh pasukan gabungan pada peristiwa perang Khandaq. Saat itu Kami mengirimkan angin kencang yang teramat dingin kepada mereka. Kami juga menurunkan sejumlah malaikat yang tidak dapat kalian lihat wujudnya, yang menebarkan rasa takut dalam hati setiap musuh. Allah Maha Melihat perbuatan dan kesungguhan niat kalian. Dialah yang akan menjadi pembela kalian.
10. Musuh-musuh itu datang menyerbu dari atas dan dari bawah lembah. Pada saat itu pandangan mata manusia telah condong dari titik normal, hati mereka melonjak ke pangkal tenggorokan oleh rasa panik dan goncang. Di saat-saat kritis itu kalian terbuai oleh berbagai prasangka buruk akan janji Allah. Ungkapan ini tidak harus dipahami bahwa pasukan musuh- musuh itu datang dari semua arah. Kalau kita kembali kepada rincian peristiwa, dapat kita mengerti bahwa musuh yang datang dari atas itu adalah kabilah Ghatafan dan penduduk Nejed, karena mereka memasuki kota Madinah dari atas semenanjung bagian timur. Sementara nusuh yang datang dari bawah adalah suku Quraisy karena mereka tiba melalui bawah semenanjung arah barat.
11. Dalam suasana seperti itulah Allah swt. menguji ketabahan iman orang-orang mukmin. Saat itu mereka digoncang oleh perasaan takut yang luar biasa.
12. Ingatlah kembali apa yang tengah terjadi pada orang-orang munafik dan orang-orang yang menderita sakit hati karena keraguan. Ingatlah saat mereka berkata, "Apa yang dikatakan oleh Allah dan rasul itu hanyalah janji palsu yang mengecohkan kita."
13. Ingatlah ucapan orang-orang munafik dan orang-orang yang lemah kemauan, "Wahai penduduk kota Madinah, kalian tidak memiliki alasan untuk tinggal di sini, di medan pertempuran yang akan mendatangkan kekalahan. Kembalilah kalian ke rumah masing-masing!" Benar, sekelompok mereka meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke Madinah. Mereka mengatakan, "Rumah-rumah kami tidak ada yang melindungi, maka dari itu kami mesti kembali pulang untuk mengamankannya." Padahal tempat tinggal mereka tidak akan menjadi sasaran musuh seperti yang mereka katakan. Mereka hanya mencari-cari alasan untuk melarikan diri dari medan pertempuran.
14. Jika para musuh itu datang memasuki kota dari segala penjuru, kemudian mereka meminta kepada orang-orang munafik untuk mengikrarkan pernyataan keluar dari agama Islam (murtad) dan berbalik memerangi orang-orang Islam, mereka pasti segera menerima tawaran itu tanpa mengulur waktu.
15. Sebelum terjadi peristiwa perang Ahzâb, orang-orang yang melarikan diri dari medan peperangan itu jauh-jauh telah berjanji kepada Allah akan selalu tegar menghadapi musuh bersama Rasulullah dan tidak akan menarik diri. Dan sesungguhnya janji kepada Allah yang wajib ditepati itu kelak, di hari kiamat, akan dimintakan pertanggungjawabannya.
8. Agar pada hari kiamat nanti Allah meminta pertanggungjawaban kepada rasul-rasul itu mengenai apa yang telah mereka sampaikan kepada kaumnya masing-masing. Dan Allah telah menyediakan azab yang sangat menyakitkan bagi orang-orang yang mengingkari para rasul.
9. Wahai orang-orang beriman, renungkanlah nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepada kalian. Ingatlah saat kalian diserbu oleh pasukan gabungan pada peristiwa perang Khandaq. Saat itu Kami mengirimkan angin kencang yang teramat dingin kepada mereka. Kami juga menurunkan sejumlah malaikat yang tidak dapat kalian lihat wujudnya, yang menebarkan rasa takut dalam hati setiap musuh. Allah Maha Melihat perbuatan dan kesungguhan niat kalian. Dialah yang akan menjadi pembela kalian.
10. Musuh-musuh itu datang menyerbu dari atas dan dari bawah lembah. Pada saat itu pandangan mata manusia telah condong dari titik normal, hati mereka melonjak ke pangkal tenggorokan oleh rasa panik dan goncang. Di saat-saat kritis itu kalian terbuai oleh berbagai prasangka buruk akan janji Allah. Ungkapan ini tidak harus dipahami bahwa pasukan musuh- musuh itu datang dari semua arah. Kalau kita kembali kepada rincian peristiwa, dapat kita mengerti bahwa musuh yang datang dari atas itu adalah kabilah Ghatafan dan penduduk Nejed, karena mereka memasuki kota Madinah dari atas semenanjung bagian timur. Sementara nusuh yang datang dari bawah adalah suku Quraisy karena mereka tiba melalui bawah semenanjung arah barat.
11. Dalam suasana seperti itulah Allah swt. menguji ketabahan iman orang-orang mukmin. Saat itu mereka digoncang oleh perasaan takut yang luar biasa.
12. Ingatlah kembali apa yang tengah terjadi pada orang-orang munafik dan orang-orang yang menderita sakit hati karena keraguan. Ingatlah saat mereka berkata, "Apa yang dikatakan oleh Allah dan rasul itu hanyalah janji palsu yang mengecohkan kita."
13. Ingatlah ucapan orang-orang munafik dan orang-orang yang lemah kemauan, "Wahai penduduk kota Madinah, kalian tidak memiliki alasan untuk tinggal di sini, di medan pertempuran yang akan mendatangkan kekalahan. Kembalilah kalian ke rumah masing-masing!" Benar, sekelompok mereka meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke Madinah. Mereka mengatakan, "Rumah-rumah kami tidak ada yang melindungi, maka dari itu kami mesti kembali pulang untuk mengamankannya." Padahal tempat tinggal mereka tidak akan menjadi sasaran musuh seperti yang mereka katakan. Mereka hanya mencari-cari alasan untuk melarikan diri dari medan pertempuran.
14. Jika para musuh itu datang memasuki kota dari segala penjuru, kemudian mereka meminta kepada orang-orang munafik untuk mengikrarkan pernyataan keluar dari agama Islam (murtad) dan berbalik memerangi orang-orang Islam, mereka pasti segera menerima tawaran itu tanpa mengulur waktu.
15. Sebelum terjadi peristiwa perang Ahzâb, orang-orang yang melarikan diri dari medan peperangan itu jauh-jauh telah berjanji kepada Allah akan selalu tegar menghadapi musuh bersama Rasulullah dan tidak akan menarik diri. Dan sesungguhnya janji kepada Allah yang wajib ditepati itu kelak, di hari kiamat, akan dimintakan pertanggungjawabannya.
16. Wahai Muhammad, katakan kepada mereka, "Kalau ajal kalian
telah tiba, maka upaya kalian untuk melarikan diri dari medan pertempuran itu
tidak akan berguna. Jika kalian belum ditakdirkan untuk mati saat ini,
bagaimanapun juga kalian tidak akan bisa menikmati sisa hidup melebihi batas
umur yang telah ditentukan. Dan sungguh umur manusia itu sangat pendek."
17. Katakan kepada orang-orang yang diliputi keraguan, "Jika Allah berkeinginan untuk menimpakan malapetaka, siapa yang akan memberikan pertolongan pada kalian, dan siapa pula yang dapat menghalangi, jika Allah berkehendak memberi karunia kebaikan bagi diri kalian? Sungguh mereka tidak memiliki penolong dan penyelamat selain Allah."
18. Allah sungguh mengetahui siapakah sebenarnya orang-orang lemah [yang tidak mampu berperang] dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, "Bergabunglah bersama kami!" Padahal mereka tidak pernah samasekali merasakan kejamnya peperangan kecuali hanya sebentar saja.
19. Pada lahirnya, orang-orang munafik sangat memperhatikan keselamatan diri kalian. Seolah-olah, dalam hal ini, mereka tidak mempunyai rasa takut. Tapi jika rasa takut kepada musuh atau kepada Rasulullah benar-benar telah datang, mereka akan memandangimu, Muhammad. Mata mereka berputar-putar kebingungan, bagai orang yang tidak sadarkan diri menghadapi sekaratul maut. Akan tetapi jika rasa takut itu mulai sirna, mereka mencaci dan menghujat kalian dengan sangat keras. Mereka sangat malas melakukan kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan setengah hati. Meskipun mereka telah menyatakan berislam, namun Allah swt. akan menyia-nyiakan perbuatan mereka, lantaran orang-orang munafik itu memendam kekufuran dalam hati. Sungguh pekerjaan yang demikian itu bukan hal yang sukar bagi Allah. Ayat ini menunjukkan satu fakta ilmiah yang belum ditemukan pada saat diturunkannya al-Qur'ân. Yaitu bahwa bola mata orang yang sedang dalam keadaan sekaratul maut atau dalam ketakutan akan berputar- putar. Kalau ditinjau secara lebih cermat, akan didapati bahwa perasaan takut yang sangat akan dapat menghilangkan kesadaran dan merusak jaringan pusat urat saraf bawah sadar di bagian otak. Oleh karena itu, kondisi orang yang ketakutan mirip dengan orang yang sedang menghadapi sekaratul maut: matanya melotot dengan bola mata yang berputar-putar sampai mati.
20. Orang-orang munafik menduga bahwa balatentara kafir yang bersekongkol masih dalam posisi mengepung kota Madinah, padahal kenyataannya tidak demikian. Seandainya musuh-musuh yang bersekutu itu menyerang sekali lagi, kelompok pengecut itu akan berangan-angan tinggal di pedalaman bersama para badui sambil mendengar berita tentang kalian. Namun, jika mereka tetap tinggal bersama kalian dalam kamp, mereka pasti tidak akan turut berperang kecuali hanya sebentar saja. Itu pun karena pamrih dan untuk mencari nama baik.
21. Kalian benar-benar mendapatkan teladan yang baik pada pribadi Nabi Muhammad. Teladan bagi orang-orang yang mengharap kasih sayang Allah dan kesenangan hidup di akhirat. Teladan bagi orang-orang yang banyak berzikir mengingat Allah di setiap kesempatan, kala susah maupun senang.
22. Saat menyaksikan pasukan sekutu dari kalangan kaum musyrik, orang-orang beriman mengatakan, "Inilah saat yang dijanjikan Allah kepada kami. Dia menjanjikan kemenangan setelah kami mengalami masa penuh penderitaan. Sungguh benar janji Allah dan rasul-Nya. Penderitaan itu tidak akan berpengaruh apa-apa, bahkan menambah kekuatan iman dan mengokohkan sikap pasrah mereka pada takdir Allah.
17. Katakan kepada orang-orang yang diliputi keraguan, "Jika Allah berkeinginan untuk menimpakan malapetaka, siapa yang akan memberikan pertolongan pada kalian, dan siapa pula yang dapat menghalangi, jika Allah berkehendak memberi karunia kebaikan bagi diri kalian? Sungguh mereka tidak memiliki penolong dan penyelamat selain Allah."
18. Allah sungguh mengetahui siapakah sebenarnya orang-orang lemah [yang tidak mampu berperang] dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, "Bergabunglah bersama kami!" Padahal mereka tidak pernah samasekali merasakan kejamnya peperangan kecuali hanya sebentar saja.
19. Pada lahirnya, orang-orang munafik sangat memperhatikan keselamatan diri kalian. Seolah-olah, dalam hal ini, mereka tidak mempunyai rasa takut. Tapi jika rasa takut kepada musuh atau kepada Rasulullah benar-benar telah datang, mereka akan memandangimu, Muhammad. Mata mereka berputar-putar kebingungan, bagai orang yang tidak sadarkan diri menghadapi sekaratul maut. Akan tetapi jika rasa takut itu mulai sirna, mereka mencaci dan menghujat kalian dengan sangat keras. Mereka sangat malas melakukan kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan setengah hati. Meskipun mereka telah menyatakan berislam, namun Allah swt. akan menyia-nyiakan perbuatan mereka, lantaran orang-orang munafik itu memendam kekufuran dalam hati. Sungguh pekerjaan yang demikian itu bukan hal yang sukar bagi Allah. Ayat ini menunjukkan satu fakta ilmiah yang belum ditemukan pada saat diturunkannya al-Qur'ân. Yaitu bahwa bola mata orang yang sedang dalam keadaan sekaratul maut atau dalam ketakutan akan berputar- putar. Kalau ditinjau secara lebih cermat, akan didapati bahwa perasaan takut yang sangat akan dapat menghilangkan kesadaran dan merusak jaringan pusat urat saraf bawah sadar di bagian otak. Oleh karena itu, kondisi orang yang ketakutan mirip dengan orang yang sedang menghadapi sekaratul maut: matanya melotot dengan bola mata yang berputar-putar sampai mati.
20. Orang-orang munafik menduga bahwa balatentara kafir yang bersekongkol masih dalam posisi mengepung kota Madinah, padahal kenyataannya tidak demikian. Seandainya musuh-musuh yang bersekutu itu menyerang sekali lagi, kelompok pengecut itu akan berangan-angan tinggal di pedalaman bersama para badui sambil mendengar berita tentang kalian. Namun, jika mereka tetap tinggal bersama kalian dalam kamp, mereka pasti tidak akan turut berperang kecuali hanya sebentar saja. Itu pun karena pamrih dan untuk mencari nama baik.
21. Kalian benar-benar mendapatkan teladan yang baik pada pribadi Nabi Muhammad. Teladan bagi orang-orang yang mengharap kasih sayang Allah dan kesenangan hidup di akhirat. Teladan bagi orang-orang yang banyak berzikir mengingat Allah di setiap kesempatan, kala susah maupun senang.
22. Saat menyaksikan pasukan sekutu dari kalangan kaum musyrik, orang-orang beriman mengatakan, "Inilah saat yang dijanjikan Allah kepada kami. Dia menjanjikan kemenangan setelah kami mengalami masa penuh penderitaan. Sungguh benar janji Allah dan rasul-Nya. Penderitaan itu tidak akan berpengaruh apa-apa, bahkan menambah kekuatan iman dan mengokohkan sikap pasrah mereka pada takdir Allah.
23. Dari kalangan orang-orang beriman ada sekelompok lelaki yang
berjanji pada Allah untuk tetap bertahan dalam pertempuran bersama nabi. Mereka
pun menepati janji itu. Sebagian mereka ada yang mendapatkan penghormatan gugur
sebagai syahid. Sebagian lagi masih bertahan hidup, menanti kesempatan mendapat
kehormatan yang sama. Mereka tidak akan mengingkari janji pada Allah dan mereka
tidak akan mengubah sedikit pun isi janji itu.
24. Agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dengan sepenuh hati, lantaran kesungguhan iman dan keteguhan janji mereka. Juga agar Allah menghukum orang-orang munafik –jika Dia berkehendak demikian– atau memberi perkenan kepada sebagian orang munafik yang memiliki kesiapan menuju jalan pertobatan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dengan penerimaan tobat itu dan Maha Pengasih dengan cara memberikan maaf atas segala kesalahan.
25. Allah memulangkan kembali orang-orang yang bersekutu untuk memerangi Rasulullah dengan hati penuh kemarahan. Mereka tidak mendapatkan kebaikan apa pun, baik berupa kemenangan atau harta rampasan perang. Allah telah menyelamatkan kaum mukmin dari kekejaman perang dengan dikirimkannya angin dan para malaikat. Allah Mahakuat dalam mewujudkan kehendak-Nya, dan Mahaperkasa yang tidak tertundukkan oleh kekuatan apa pun.
26. Allah telah megusir orang-orang dari kalangan Ahl al-Kitâb –yaitu Yahudi Banû Quraizhah– yang telah membantu pasukan sekutu dari benteng pertahanan mereka, dan telah memasukkan rasa gentar ke dalam hati mereka. Kaum lelaki mereka kamu bunuh dan kaum wanitanya kamu jadikan tawanan.
27. Kemudian Allah mewariskan untuk kalian hak milik mereka berupa tanah, perumahan, dan kekayaan lain berikut tanah-tanah yang belum pernah terjamah 28. Wahai Nabi Muhammad, katakan kepada istri-istrimu, "Jika kalian benar-benar menghendaki kenikmatan dan kesenangan hidup duniawi, aku akan menyerahkan sebagian harta yang dapat meringankan beban penderitaan kalian akibat talak, sebagai bentuk kesenangan (mut'ah) bagi kalian. Tetapi aku akan menceraikan kalian dengan cara yang baik."
29. Namun jika kalian lebih mementingkan cinta Allah dan cinta rasul-Nya, lebih mengutamakan kehidupan akhirat dan rela hidup dalam kesusahan dan penderitaan dunia, maka sesungguhnya Allah telah menyiapkan bagi kalian dan bagi wanita- wanita lain yang berbuat kebajikan suatu balasan yang tidak terkira besarnya.
30. Wahai istri-istri Rasul, jika salah seorang dari kalian melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa yang sangat nyata kekejiannya, maka ia akan mendapatkan tambahan dua kali lipat siksa akibat dosa itu. Dengan kata lain, ia akan mendapatkan tiga kali lipat siksa wanita biasa yang melakukan dosa yang sama. Sungguh pekerjaan seperti itu bukan suatu hal yang sulit bagi Allah.
24. Agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang beriman dengan sepenuh hati, lantaran kesungguhan iman dan keteguhan janji mereka. Juga agar Allah menghukum orang-orang munafik –jika Dia berkehendak demikian– atau memberi perkenan kepada sebagian orang munafik yang memiliki kesiapan menuju jalan pertobatan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dengan penerimaan tobat itu dan Maha Pengasih dengan cara memberikan maaf atas segala kesalahan.
25. Allah memulangkan kembali orang-orang yang bersekutu untuk memerangi Rasulullah dengan hati penuh kemarahan. Mereka tidak mendapatkan kebaikan apa pun, baik berupa kemenangan atau harta rampasan perang. Allah telah menyelamatkan kaum mukmin dari kekejaman perang dengan dikirimkannya angin dan para malaikat. Allah Mahakuat dalam mewujudkan kehendak-Nya, dan Mahaperkasa yang tidak tertundukkan oleh kekuatan apa pun.
26. Allah telah megusir orang-orang dari kalangan Ahl al-Kitâb –yaitu Yahudi Banû Quraizhah– yang telah membantu pasukan sekutu dari benteng pertahanan mereka, dan telah memasukkan rasa gentar ke dalam hati mereka. Kaum lelaki mereka kamu bunuh dan kaum wanitanya kamu jadikan tawanan.
27. Kemudian Allah mewariskan untuk kalian hak milik mereka berupa tanah, perumahan, dan kekayaan lain berikut tanah-tanah yang belum pernah terjamah 28. Wahai Nabi Muhammad, katakan kepada istri-istrimu, "Jika kalian benar-benar menghendaki kenikmatan dan kesenangan hidup duniawi, aku akan menyerahkan sebagian harta yang dapat meringankan beban penderitaan kalian akibat talak, sebagai bentuk kesenangan (mut'ah) bagi kalian. Tetapi aku akan menceraikan kalian dengan cara yang baik."
29. Namun jika kalian lebih mementingkan cinta Allah dan cinta rasul-Nya, lebih mengutamakan kehidupan akhirat dan rela hidup dalam kesusahan dan penderitaan dunia, maka sesungguhnya Allah telah menyiapkan bagi kalian dan bagi wanita- wanita lain yang berbuat kebajikan suatu balasan yang tidak terkira besarnya.
30. Wahai istri-istri Rasul, jika salah seorang dari kalian melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa yang sangat nyata kekejiannya, maka ia akan mendapatkan tambahan dua kali lipat siksa akibat dosa itu. Dengan kata lain, ia akan mendapatkan tiga kali lipat siksa wanita biasa yang melakukan dosa yang sama. Sungguh pekerjaan seperti itu bukan suatu hal yang sulit bagi Allah.
31. Dan apabila salah seorang dari kalian tetap teguh dan tunduk
pada Allah dan rasul-Nya serta berbuat kebajikan, maka Allah akan memberikan
pahala dua kali lipat kebaikan itu. Dan Kami akan menyediakan baginya rezeki
yang sangat besar.
32. Wahai istri-istri Rasul, sesungguhnya keutamaan dan kedudukan kalian itu tidak seperti wanita pada umumnya. Jika kalian bertakwa, maka janganlah bersikap terlalu lembut dan terlalu lunak dalam bertutur sehingga dapat menarik perhatian orang yang hatinya kotor. Berbicaralah secara wajar dan tidak dibuat-buat.
33. Tetaplah berada di rumah. Jangan meninggalkan tempat tinggal kecuali jika ada kepentingan yang dibenarkan oleh Allah yang mengharuskan kalian keluar rumah. Jangan memperlihatkan keindahan dan perhiasan kalian kepada kaum lelaki jika kalian berada di luar, seperti yang pernah dilakukan oleh orang-orang Jahiliah dahulu. Laksanakan salat dengan sempurna, tunaikan zakat, laksanakan segala perintah Allah dan Rasul serta tinggalkan segala yang dilarang. Dengan perintah dan larangan itu Allah bermaksud memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada kalian.
34. Dan hafallah ayat-ayat al-Qur'ân yang diturunkan dan diperdengarkan di rumah kalian. Catatlah ketegasan-ketegasan hukum yang pernah diucapkan Rasulullah. Allah Maha Mengetahui rahasia dan hakikat segala sesuatu, maka berhati-hatilah jangan sampai menyalahi perintah Allah dan mendurhakai rasul-Nya.
35. Sesungguhnya kaum lelaki dan wanita yang tunduk, percaya pada Allah dan Rasul-Nya, melakukan ketaatan, jujur dalam perkataan, perbuatan dan niat, tabah dalam menghadapi cobaan dalam berjuang di jalan Allah, merendahkan diri, menyedekahkan sebagian harta bagi orang yang membutuhkan, melakukan puasa wajib dan sunnah, menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang, serta berzikir pada Allah dengan hati dan lisan, niscaya Allah akan memberikan pengampunan bagi segala dosa dan pahala yang besar atas perbuatan baik mereka.
32. Wahai istri-istri Rasul, sesungguhnya keutamaan dan kedudukan kalian itu tidak seperti wanita pada umumnya. Jika kalian bertakwa, maka janganlah bersikap terlalu lembut dan terlalu lunak dalam bertutur sehingga dapat menarik perhatian orang yang hatinya kotor. Berbicaralah secara wajar dan tidak dibuat-buat.
33. Tetaplah berada di rumah. Jangan meninggalkan tempat tinggal kecuali jika ada kepentingan yang dibenarkan oleh Allah yang mengharuskan kalian keluar rumah. Jangan memperlihatkan keindahan dan perhiasan kalian kepada kaum lelaki jika kalian berada di luar, seperti yang pernah dilakukan oleh orang-orang Jahiliah dahulu. Laksanakan salat dengan sempurna, tunaikan zakat, laksanakan segala perintah Allah dan Rasul serta tinggalkan segala yang dilarang. Dengan perintah dan larangan itu Allah bermaksud memberikan kehormatan dan kemuliaan kepada kalian.
34. Dan hafallah ayat-ayat al-Qur'ân yang diturunkan dan diperdengarkan di rumah kalian. Catatlah ketegasan-ketegasan hukum yang pernah diucapkan Rasulullah. Allah Maha Mengetahui rahasia dan hakikat segala sesuatu, maka berhati-hatilah jangan sampai menyalahi perintah Allah dan mendurhakai rasul-Nya.
35. Sesungguhnya kaum lelaki dan wanita yang tunduk, percaya pada Allah dan Rasul-Nya, melakukan ketaatan, jujur dalam perkataan, perbuatan dan niat, tabah dalam menghadapi cobaan dalam berjuang di jalan Allah, merendahkan diri, menyedekahkan sebagian harta bagi orang yang membutuhkan, melakukan puasa wajib dan sunnah, menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang, serta berzikir pada Allah dengan hati dan lisan, niscaya Allah akan memberikan pengampunan bagi segala dosa dan pahala yang besar atas perbuatan baik mereka.
36. Tidak sepantasnya bagi orang-orang beriman, baik lelaki maupun
wanita, untuk mencari pilihan hukum lain, jika Allah dan Rasul telah menetapkan
hukum atas suatu persoalan. Barangsiapa menyalahi ketentuan hukum yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah berada pada
jalan yang sangat jauh dari kebenaran.
37. Ingatlah, wahai Muhammad, saat dirimu berkata pada Zaid bin Hâritsah, seorang yang telah mendaptkan karunia Islam (menjadi muslim) dari Allah swt. dan nikmat pengasuhan dan pemerdekaan darimu, "Pertahankan istrimu, Zainab binti Jahsy. Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah dalam mempergauli istrimu!" Sementara di dalam hati kamu menyembunyikan sesuatu yang kelak akan diperlihatkan oleh Allah, yaitu bahwa Zaid akan menceraikan istrinya dan kamu akan mengawini jandanya, tapi dirimu takut khalayak ramai akan mengejekmu. Padahal sesungguhnya hanya Allah yang pantas kamu takuti, meskipun hal itu berat bagimu. Maka di saat Zaid menyudahi hubungan perkawinan dengan menceraikan istrinya, sebagai cara untuk mengatasi kesempitan hidup bersamanya, Kami kawinkan kamu dengan wanita itu. Dengan begitu, dirimu menjadi teladan bagi penghapusan sebuah tradisi rendah, sehingga orang-orang muslim tidak merasa bersalah jika mengawini wanita bekas istri anak angkat yang telah diceraikan. Dan sungguh segala yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi.
38. Tidak ada dosa atas diri nabi untuk melakukan apa saja yang diperintahkan Allah. Dia telah menetapkan hukum-Nya pada para rasul terdahulu bahwa Dia tidak akan melarang hal-hal yang diperbolehkan untuk mereka. Apa saja yang telah ditetapkan Allah merupakan suatu kepastian.
39. Yaitu orang-orang yang menyampaikan pesan-pesan suci Allah kepada umat manusia sebagaimana adanya saat diturunkan. Orang-orang yang takut hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Cukuplan Allah yang menjaga dan yang memperhitungkan.
40. Muhammad bukanlah bapak dari laki-laki mana pun dari kalangan kalian. Muhammad adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Menjadi tugas Muhammad untuk mengemban misi kerasulannya sebagaimana diperintahkan oleh Allah tanpa merasa takut pada siapa pun. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..
41,42. Wahai orang-orang yang beriman, pujilah Allah dengan bermacam pujian yang baik dan perbanyaklah pujian pada-Nya. Sucikanlah Allah dari segala sifat yang tidak layak bagi diri-Nya sejak dini hari hingga akhir malam.
43. Dialah yang telah berjanji memberikan kelembutan dan kasih sayang-Nya, sementara para malaikat-Nya memohonkan ampunan bagi kalian agar Allah membebaskan kalian dari gelapnya kekufuran dan kesesatan menuju cahaya iman dan ketaatan. Kasih sayang Allah amat besar pada orang-orang yang beriman.
37. Ingatlah, wahai Muhammad, saat dirimu berkata pada Zaid bin Hâritsah, seorang yang telah mendaptkan karunia Islam (menjadi muslim) dari Allah swt. dan nikmat pengasuhan dan pemerdekaan darimu, "Pertahankan istrimu, Zainab binti Jahsy. Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah dalam mempergauli istrimu!" Sementara di dalam hati kamu menyembunyikan sesuatu yang kelak akan diperlihatkan oleh Allah, yaitu bahwa Zaid akan menceraikan istrinya dan kamu akan mengawini jandanya, tapi dirimu takut khalayak ramai akan mengejekmu. Padahal sesungguhnya hanya Allah yang pantas kamu takuti, meskipun hal itu berat bagimu. Maka di saat Zaid menyudahi hubungan perkawinan dengan menceraikan istrinya, sebagai cara untuk mengatasi kesempitan hidup bersamanya, Kami kawinkan kamu dengan wanita itu. Dengan begitu, dirimu menjadi teladan bagi penghapusan sebuah tradisi rendah, sehingga orang-orang muslim tidak merasa bersalah jika mengawini wanita bekas istri anak angkat yang telah diceraikan. Dan sungguh segala yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi.
38. Tidak ada dosa atas diri nabi untuk melakukan apa saja yang diperintahkan Allah. Dia telah menetapkan hukum-Nya pada para rasul terdahulu bahwa Dia tidak akan melarang hal-hal yang diperbolehkan untuk mereka. Apa saja yang telah ditetapkan Allah merupakan suatu kepastian.
39. Yaitu orang-orang yang menyampaikan pesan-pesan suci Allah kepada umat manusia sebagaimana adanya saat diturunkan. Orang-orang yang takut hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Cukuplan Allah yang menjaga dan yang memperhitungkan.
40. Muhammad bukanlah bapak dari laki-laki mana pun dari kalangan kalian. Muhammad adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Menjadi tugas Muhammad untuk mengemban misi kerasulannya sebagaimana diperintahkan oleh Allah tanpa merasa takut pada siapa pun. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..
41,42. Wahai orang-orang yang beriman, pujilah Allah dengan bermacam pujian yang baik dan perbanyaklah pujian pada-Nya. Sucikanlah Allah dari segala sifat yang tidak layak bagi diri-Nya sejak dini hari hingga akhir malam.
43. Dialah yang telah berjanji memberikan kelembutan dan kasih sayang-Nya, sementara para malaikat-Nya memohonkan ampunan bagi kalian agar Allah membebaskan kalian dari gelapnya kekufuran dan kesesatan menuju cahaya iman dan ketaatan. Kasih sayang Allah amat besar pada orang-orang yang beriman.
44. Kata penghormatan dari Allah di hari perjumpaan mereka
dengan-Nya adalah ucapan kedamaian (salâm). Allah menyediakan ganjaran yang
penuh kemurahan sebagai karunia dari-Nya.
45. Wahai Muhammad, sesungguhnya Kami mengutus kamu kepada umat manusia dengan membawa misi Islam. Dirimu akan Kami jadikan sebagai saksi kebenaran, pembawa berita gembira bagi orang-orang beriman berupa kebaikan dan pahala yang kelak akan mereka dapatkan. Kami pun kakan menjadikan dirimu sebagai pemberi peringatan kepada orang-orang kafir akan tempat kembali yang buruk bagi mereka.
46. Juga sebagai penyeru seluruh makhluk kepada agama Allah sesuai dengan perintah-Nya. Kamu adalah penerang manusia dari jalan keraguan yang gelap.
47. Sampaikanlah berita yang menggembirakan kepada orang-orang beriman bahwa mereka akan mendapatkan tambahan kebaikan di dunia dan di akhirat.
48. Janganlah kamu menaati orang-orang kafir dan munafik. Jangan pula kamu hiraukan kejahatan mereka. Jadikanlah Allah sebagai pelindungmu dari bahaya dan keburukan mereka. Cukuplah Allah sebagai pelindungmu.
49. Wahai orang-orang beriman, jika kalian melangsungkan akad nikah dengan salah seorang wanita mukmin, kemudian kalian menceraikannya sebelum melakukan hubungan suami istri, maka wanita tersebut tidak memiliki masa idah yang wajib ditepati. Berikan sebagian harta kalian untuk menghibur hatinya, dan lepaskan wanita itu dari tempat tinggal kalian dengan cara yang baik.
50. Wahai Muhammad, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagi dirimu istri-istri yang telah kamu berikan maskawin. Kami halakan pula para wanita milikmu yang berasal dari tawanan perang yang telah dikarunikan Allah kepadamu. Kami halalkan bagi dirimu mengawini anak perempuan dari saudara laki-laki ayahmu, anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang telah berhijrah bersamamu. Kami halalkan pula bagimu wanita mukmin yang menghibahkan dirinya padamu tanpa mahar, apabila kamu suka dan mau menikahinya. Karunia dari Allah ini hanya khusus bagi dirimu, sedang orang lain tidak berhak mendapatkannya. Kami tahu hukum yang telah Kami wajibkan atas orang-orang beriman mengenai istri dan para wanita yang mereka miliki dari tawanan perang. Kami telah menjelaskan pula berbagai keringanan hukum yang yang secara khusus Kami berikan kepadamu, Muhammad, agar dirimu tidak merasa berat menjalankan apa saja yang telah Kami perintahkan. Allah Maha Mengampuni dosa para hamba-Nya dan Maha Penyayang dengan memberikan berbagai keringanan hukum pada mereka.
45. Wahai Muhammad, sesungguhnya Kami mengutus kamu kepada umat manusia dengan membawa misi Islam. Dirimu akan Kami jadikan sebagai saksi kebenaran, pembawa berita gembira bagi orang-orang beriman berupa kebaikan dan pahala yang kelak akan mereka dapatkan. Kami pun kakan menjadikan dirimu sebagai pemberi peringatan kepada orang-orang kafir akan tempat kembali yang buruk bagi mereka.
46. Juga sebagai penyeru seluruh makhluk kepada agama Allah sesuai dengan perintah-Nya. Kamu adalah penerang manusia dari jalan keraguan yang gelap.
47. Sampaikanlah berita yang menggembirakan kepada orang-orang beriman bahwa mereka akan mendapatkan tambahan kebaikan di dunia dan di akhirat.
48. Janganlah kamu menaati orang-orang kafir dan munafik. Jangan pula kamu hiraukan kejahatan mereka. Jadikanlah Allah sebagai pelindungmu dari bahaya dan keburukan mereka. Cukuplah Allah sebagai pelindungmu.
49. Wahai orang-orang beriman, jika kalian melangsungkan akad nikah dengan salah seorang wanita mukmin, kemudian kalian menceraikannya sebelum melakukan hubungan suami istri, maka wanita tersebut tidak memiliki masa idah yang wajib ditepati. Berikan sebagian harta kalian untuk menghibur hatinya, dan lepaskan wanita itu dari tempat tinggal kalian dengan cara yang baik.
50. Wahai Muhammad, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagi dirimu istri-istri yang telah kamu berikan maskawin. Kami halakan pula para wanita milikmu yang berasal dari tawanan perang yang telah dikarunikan Allah kepadamu. Kami halalkan bagi dirimu mengawini anak perempuan dari saudara laki-laki ayahmu, anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu, anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang telah berhijrah bersamamu. Kami halalkan pula bagimu wanita mukmin yang menghibahkan dirinya padamu tanpa mahar, apabila kamu suka dan mau menikahinya. Karunia dari Allah ini hanya khusus bagi dirimu, sedang orang lain tidak berhak mendapatkannya. Kami tahu hukum yang telah Kami wajibkan atas orang-orang beriman mengenai istri dan para wanita yang mereka miliki dari tawanan perang. Kami telah menjelaskan pula berbagai keringanan hukum yang yang secara khusus Kami berikan kepadamu, Muhammad, agar dirimu tidak merasa berat menjalankan apa saja yang telah Kami perintahkan. Allah Maha Mengampuni dosa para hamba-Nya dan Maha Penyayang dengan memberikan berbagai keringanan hukum pada mereka.
51. Kamu, Muhammad, menunda giliran untuk mendekati istri-istrimu
sebagaimana kamu suka. Jika ada seorang dari mereka yang mendapatkan giliran
belakangan, lalu meminta kepadamu untuk didahulukan, hal itu boleh saja dan
kamu tidak berdosa. Diserahkannya aturan penggiliran itu sesuai keinginanmu
akan membuat hati mereka merasa senang, tidak berduka dan menjadikan mereka
puas dengan pemberian Allah. Dia Maha Mengetahui kerelaan dan kemurkaan hati
kalian dalam menerima perintah Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala yang
tersembunyi dalam dada dan Maha Lembut pada hamba-Nya dengan tidak menyegerakan
datangnya hukuman.
52. Sesudah itu, tidak dihalalkan bagimu wanita selain istrimu. Kamu juga tidak diperbolehkan menceraikan istri-istrimu dan mengganti mereka dengan mengawini wanita lain, meskipun dirimu tertarik oleh kecantikannya. Tapi Allah menghalalkan bagimu budak-budak wanita yang kamu miliki. Sungguh Allah Mahaperiksa dan Maha Menjaga segala sesuatu.
53. Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian memasuki rumah nabi kecuali seizin penghuninya saat kalian diundang makan tanpa tinggal berlama-lama sambil menunggu waktu makan tiba. Masuklah hanya apabila nabi mempersilakan kalian. Jika kalian telah disuguhi makanan, segeralah pulang dan jangan saling mengadakan perbincangan. Jika kalian memasuki rumah Rasul tanpa izin atau dengan sengaja berlama-lama mengadakan perbincangan di dalam rumahnya, sebenarnya hal itu sangat menyakiti hatinya. Hanya saja ia malu untuk menyuruh kalian meninggalkan rumahnya. Tapi tidak ada yang menghalangi Allah swt. untuk menyatakan suatu kebenaran. Apabila kalian bermaksud menanyakan suatu keperluan kepada istri-istri nabi, maka bertanyalah pada mereka dari balik tabir, karena hal itu akan lebih dapat menjaga kesucian hati mereka dan hati kalian sendiri dari godaan setan. Kalian sama sekali tidak dibenarkan menyakiti hati nabi dan – sebagai penghormatan kepada nabi dan istri-istrinya– kalian tidak diperbolehkan mengawini istri-istrinya sesudah ia wafat. Sesungguhnya dalam pandangan Allah tindakan demikian itu merupakan dosa yang besar.
52. Sesudah itu, tidak dihalalkan bagimu wanita selain istrimu. Kamu juga tidak diperbolehkan menceraikan istri-istrimu dan mengganti mereka dengan mengawini wanita lain, meskipun dirimu tertarik oleh kecantikannya. Tapi Allah menghalalkan bagimu budak-budak wanita yang kamu miliki. Sungguh Allah Mahaperiksa dan Maha Menjaga segala sesuatu.
53. Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian memasuki rumah nabi kecuali seizin penghuninya saat kalian diundang makan tanpa tinggal berlama-lama sambil menunggu waktu makan tiba. Masuklah hanya apabila nabi mempersilakan kalian. Jika kalian telah disuguhi makanan, segeralah pulang dan jangan saling mengadakan perbincangan. Jika kalian memasuki rumah Rasul tanpa izin atau dengan sengaja berlama-lama mengadakan perbincangan di dalam rumahnya, sebenarnya hal itu sangat menyakiti hatinya. Hanya saja ia malu untuk menyuruh kalian meninggalkan rumahnya. Tapi tidak ada yang menghalangi Allah swt. untuk menyatakan suatu kebenaran. Apabila kalian bermaksud menanyakan suatu keperluan kepada istri-istri nabi, maka bertanyalah pada mereka dari balik tabir, karena hal itu akan lebih dapat menjaga kesucian hati mereka dan hati kalian sendiri dari godaan setan. Kalian sama sekali tidak dibenarkan menyakiti hati nabi dan – sebagai penghormatan kepada nabi dan istri-istrinya– kalian tidak diperbolehkan mengawini istri-istrinya sesudah ia wafat. Sesungguhnya dalam pandangan Allah tindakan demikian itu merupakan dosa yang besar.
54. Jika kalian menampakkan atau merahasiakan sesuatu yang dapat
menyakiti Rasulullah, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
55. Para istri Nabi Muhammad tidak menanggung dosa jika tidak
memakai hijab di hadapan bapak, anak, saudara, anak saudara laki-laki mereka,
anak saudara perempuan mereka dan di hadapan wanita beriman lainnya juga di
hadapan para hamba sahaya yang mereka miliki. Hal yang demikian itu disebabkan
oleh adanya kebutuhan yang tidak mungkin dihindari dari masing-masing pihak.
Bertakwalah kepada Allah dalam melaksanakan segala perintah dan jangan melampaui
batas. Allah Maha Megetahui segalanya dan tidak satu rahasia pun yang samar
bagi Allah.
56. Allah telah melimpahkan kasih sayang dan meridai Nabi-Nya. Para malaikat memanjatkan doa untuknya. Maka, wahai orang-orang beriman, panjatkanlah shalawat dan salam pada nabi.
57. Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya dengan cara menentang dan melakukan provokasi untuk mengingkari Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan mengharamkan mereka dari rahmat-Nya. Allah akan menyediakan bagi mereka siksa yang sangat merendahkan keangkuhan mereka itu.
58. Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki atau wanita beriman yang tidak bersalah, melalui ungkapan kata atau perbuatan, mereka akan menanggung dosa lantaran kebohongan itu dan mereka sesungguhnya telah melakukan perbuatan dosa yang teramat buruk.
59. Wahai Muhammad, perintahkanlah istri- istrimu dan seluruh wanita beriman agar memanjangkan jilbab hingga menutupi sekujur badan. Pakaian dalam bentuk demikian itu akan lebih layak dan lebih benar agar mereka mudah dikenal dan tidak mudah diganggu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang bagi orang yang meninggalkan dosa.
60. Aku bersmpah akan memberikan kekuasaan kepadamu atas orang-orang munafik, orang-orang yang sakit hati dan orang- orang yang menyebarluaskan berita bohong di Madinah, jika tidak menghentikan perbuatan mereka. Kemudian mereka tidak akan menetap di sana bersamamu kecuali hanya sebentar saja.
61. Di bumi mana pun berpijak, mereka berhak untuk dilaknat dan diusir. Mereka pantas untuk ditangkap dan dibunuh.
62. Allah telah menetapkan sebuah hukum bahwa orang-orang yang bersikap munafik terhadap para nabi dan rasul dan orang- orang yang membangkang, agar mereka itu dibunuh saja, di mana pun mereka berada. Dan kalian tidak akan mendapatkan penggantian hukum yang telah Allah tetapkan.
56. Allah telah melimpahkan kasih sayang dan meridai Nabi-Nya. Para malaikat memanjatkan doa untuknya. Maka, wahai orang-orang beriman, panjatkanlah shalawat dan salam pada nabi.
57. Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya dengan cara menentang dan melakukan provokasi untuk mengingkari Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan mengharamkan mereka dari rahmat-Nya. Allah akan menyediakan bagi mereka siksa yang sangat merendahkan keangkuhan mereka itu.
58. Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki atau wanita beriman yang tidak bersalah, melalui ungkapan kata atau perbuatan, mereka akan menanggung dosa lantaran kebohongan itu dan mereka sesungguhnya telah melakukan perbuatan dosa yang teramat buruk.
59. Wahai Muhammad, perintahkanlah istri- istrimu dan seluruh wanita beriman agar memanjangkan jilbab hingga menutupi sekujur badan. Pakaian dalam bentuk demikian itu akan lebih layak dan lebih benar agar mereka mudah dikenal dan tidak mudah diganggu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang bagi orang yang meninggalkan dosa.
60. Aku bersmpah akan memberikan kekuasaan kepadamu atas orang-orang munafik, orang-orang yang sakit hati dan orang- orang yang menyebarluaskan berita bohong di Madinah, jika tidak menghentikan perbuatan mereka. Kemudian mereka tidak akan menetap di sana bersamamu kecuali hanya sebentar saja.
61. Di bumi mana pun berpijak, mereka berhak untuk dilaknat dan diusir. Mereka pantas untuk ditangkap dan dibunuh.
62. Allah telah menetapkan sebuah hukum bahwa orang-orang yang bersikap munafik terhadap para nabi dan rasul dan orang- orang yang membangkang, agar mereka itu dibunuh saja, di mana pun mereka berada. Dan kalian tidak akan mendapatkan penggantian hukum yang telah Allah tetapkan.
63. Orang-orang bertanya kepadamu, Muhammad, tentang masa datangnya
kiamat. Katakan kepada mereka yang bertanya itu, "Pengetahuan tentang hal
itu hanya ada pada Allah. Siapa tahu, kalau- kalau hari kiamat itu hampir
tiba."
64. Allah telah mengharamkan orang-orang kafir dari rahmat-Nya dan telah menyediakan bagi mereka api yang menyala dengan dahsyat.
65. Mereka tidak akan pernah bisa beranjak dari neraka selamanya. Mereka tidak akan pernah mendapatkan pelindung atau orang yang bisa menghindarkan mereka dari siksa.
66. Pada hari ketika wajah mereka dibolak- balikkan di atas api. Dan dengan penuh rasa sesal, mereka mengatakan, "Alangkah baiknya, kalau dulu kami menaati Allah dan Rasul-Nya."
67. Mereka memohon dengan mengatakan, "Wahai Tuhan, kami hanya mengikuti para pemimpin dan pembesar kami dalam usaha mengingkari-Mu dan Rasul-Mu, lalu mereka menjauhkan kami dari jalan yang lurus.
68. Wahai Tuhan kami, lipatgandakanlah siksaan mereka. Usirlah mereka dari rahmat-Mu sejauh-jauhnya, sebanding dengan kejahatan yang telah mereka perbuat."
69. Wahai orang-orang beriman, jangan menyakiti hati rasul dengan cara apa pun sebagaimana perlakuan yang diterima Mûsâ dari kaumnya sendiri. Allah telah melepaskan keburukan-keburukan yang telah mereka sandangkan pada diri Mûsâ. Sesungguhnya Mûsâ adalah seorang yang berkedudukan tinggi di sisi Allah.
70. Wahai orang-orang beriman, takutlah akan hukuman Allah jika kalian mendurhakai-Nya. Ucapkanlah perkataan yang benar dan lurus.
71. Niscaya Allah akan memberikan perkenan- Nya bagi kalian untuk melakukan kebajikan-kebajikan dan menghapuskan dosa kalian. Siapa saja yang takut pada Allah dan Rasul-Nya, sungguh telah mendapatkan kemenangan yang besar, selamat dari hukuman dan akan mendapatkan pahala.
72. Kami telah menawarkan kepada bumi, langit dan gunung untuk mengemban tugas-tugas keagamaan. Tapi mereka tidak bersedia melaksanakan misi itu karena takut. Tetapi manusia menyanggupinya. Sungguh manusia itu sangat zalim pada diri sendiri dan tidak mengetahui kemampuan dirinya.
73. Agar Allah menjatuhkan siksa atas orang- orang munafik, baik laki-laki maupun wanita, dan orang-orang musyrk, baik laki- laki maupun wanita. Juga agar Allah menerima pertobatan orang-orang beriman, baik laki-laki maupun wanita. Allah Mahabanyak ampunan-Nya dan Mahaluas kasih sayang-Nya.
64. Allah telah mengharamkan orang-orang kafir dari rahmat-Nya dan telah menyediakan bagi mereka api yang menyala dengan dahsyat.
65. Mereka tidak akan pernah bisa beranjak dari neraka selamanya. Mereka tidak akan pernah mendapatkan pelindung atau orang yang bisa menghindarkan mereka dari siksa.
66. Pada hari ketika wajah mereka dibolak- balikkan di atas api. Dan dengan penuh rasa sesal, mereka mengatakan, "Alangkah baiknya, kalau dulu kami menaati Allah dan Rasul-Nya."
67. Mereka memohon dengan mengatakan, "Wahai Tuhan, kami hanya mengikuti para pemimpin dan pembesar kami dalam usaha mengingkari-Mu dan Rasul-Mu, lalu mereka menjauhkan kami dari jalan yang lurus.
68. Wahai Tuhan kami, lipatgandakanlah siksaan mereka. Usirlah mereka dari rahmat-Mu sejauh-jauhnya, sebanding dengan kejahatan yang telah mereka perbuat."
69. Wahai orang-orang beriman, jangan menyakiti hati rasul dengan cara apa pun sebagaimana perlakuan yang diterima Mûsâ dari kaumnya sendiri. Allah telah melepaskan keburukan-keburukan yang telah mereka sandangkan pada diri Mûsâ. Sesungguhnya Mûsâ adalah seorang yang berkedudukan tinggi di sisi Allah.
70. Wahai orang-orang beriman, takutlah akan hukuman Allah jika kalian mendurhakai-Nya. Ucapkanlah perkataan yang benar dan lurus.
71. Niscaya Allah akan memberikan perkenan- Nya bagi kalian untuk melakukan kebajikan-kebajikan dan menghapuskan dosa kalian. Siapa saja yang takut pada Allah dan Rasul-Nya, sungguh telah mendapatkan kemenangan yang besar, selamat dari hukuman dan akan mendapatkan pahala.
72. Kami telah menawarkan kepada bumi, langit dan gunung untuk mengemban tugas-tugas keagamaan. Tapi mereka tidak bersedia melaksanakan misi itu karena takut. Tetapi manusia menyanggupinya. Sungguh manusia itu sangat zalim pada diri sendiri dan tidak mengetahui kemampuan dirinya.
73. Agar Allah menjatuhkan siksa atas orang- orang munafik, baik laki-laki maupun wanita, dan orang-orang musyrk, baik laki- laki maupun wanita. Juga agar Allah menerima pertobatan orang-orang beriman, baik laki-laki maupun wanita. Allah Mahabanyak ampunan-Nya dan Mahaluas kasih sayang-Nya.
JALALAIN
:
001. (Hai Nabi!
Bertakwalah kepada Allah) teguhkanlah dirimu dalam bertakwa kepada Allah (dan
janganlah kamu menuruti keinginan orang-orang kafir dan orang-orang munafik)
dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariatmu. (Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui) apa yang akan terjadi sebelumnya (lagi Maha Bijaksana) di dalam
mengatur urusan makhluk-Nya.
002. (Dan ikutilah apa
yang diwahyukan Rabbmu kepadamu) yaitu Alquran. (Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui apa yang kalian kerjakan) menurut suatu qiraat lafal ta'maluuna
dibaca ya'maluuna.
003. (Dan bertawakallah
kepada Allah) di dalam urusanmu. (Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara)
dirimu; sehubungan dengan hal ini, umat Nabi saw. mengikut kepadanya.
004. (Allah sekali-kali
tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya) firman ini
sebagai sanggahan terhadap sebagian orang-orang kafir yang mengatakan, bahwa
dia memiliki dua hati; yang masing-masingnya mempunyai kesadaran yang lebih
utama daripada kesadaran yang dimiliki oleh Muhammad (dan Dia tidak menjadikan
istri-istri kalian yang) lafal allaa-iy dapat pula dibaca allaa-i (kalian
zihari) dapat dibaca tuzhhiruuna dan tuzhaahiruuna (mereka itu) misalnya
seseorang berkata kepada istrinya, "Menurutku kamu bagaikan punggung
ibuku," (sebagai ibu kalian) yakni mereka diharamkan oleh kalian seperti
terhadap ibu kalian sendiri, hal ini di zaman jahiliah dianggap sebagai talak.
Zihar hanya mewajibkan membayar kifarat dengan persyaratannya yang akan
disebutkan di dalam surah Al-Mujadilah (dan Dia tidak menjadikan anak-anak
angkat kalian) lafal ad'iyaa adalah bentuk jamak dari lafal da'iyyun, artinya
adalah anak angkat (sebagai anak kandung kalian sendiri) yakni anak yang
sesungguhnya bagi kalian. (Yang demikian itu hanyalah perkataan kalian di mulut
kalian saja.) Sewaktu Nabi saw. menikahi Zainab binti Jahsy yang dahulunya
adalah bekas istri Zaid bin Haritsah, anak angkat Nabi saw., orang-orang Yahudi
dan munafik mengatakan, "Muhammad telah mengawini bekas istri anaknya
sendiri." Maka Allah swt. mendustakan mereka. (Dan Allah mengatakan yang
sebenarnya) (dan Dia menunjukkan jalan) yang benar.
005. Tetapi (panggillah
mereka dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih pertengahan)
lebih adil (pada sisi Allah, dan jika kalian tidak mengetahui bapak-bapak
mereka, maka saudara-saudara kalian seagama dan maula-maula kalian) yaitu
anak-anak paman kalian. (Dan tidak ada dosa atas kalian terhadap apa yang
kalian khilaf padanya) dalam hal tersebut (tetapi) yang berdosa itu ialah (apa
yang disengaja oleh hati kalian) sesudah adanya larangan. (Dan adalah Allah
Maha Pengampun) atas apa yang terlanjur kalian katakan sebelum adanya larangan
(lagi Maha Penyayang) kepada kalian.
006. (Nabi itu lebih utama
bagi orang-orang mukminin dari diri mereka sendiri) maksudnya apa yang
diserukan oleh Nabi saw. agar mereka melakukannya, dan apa yang diserukan oleh
hawa nafsu mereka agar mereka melanggarnya, maka seruan Nabilah yang harus
lebih diutamakan daripada kehendak diri mereka sendiri (dan istri-istrinya adalah
ibu-ibu mereka) haram untuk dinikahi oleh mereka. (Dan orang-orang yang
mempunyai hubungan darah) yakni kaum kerabat (satu sama lain lebih berhak)
waris-mewarisi (di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan
orang-orang Muhajirin) daripada waris-mewarisi berdasarkan saudara seiman dan
berhijrah yang berlangsung pada permulaan Islam, kemudian dimansukh oleh ayat
ini (kecuali) tetapi (kalau kalian mau berbuat baik kepada saudara-saudara
kalian seagama) melalui wasiat, masih tetap diperbolehkan. (Adalah yang
demikian itu) yaitu dihapusnya hukum waris-mewarisi karena seiman dan hijrah
dengan hubungan kekerabatan (telah tertulis di dalam Alkitab) Alkitab yang
dimaksud di dalam dua tempat pada ayat ini adalah Lohmahfuz.
007. (Dan) ingatlah
(ketika Kami mengambil dari nabi-nabi perjanjian mereka) ketika mereka
dikeluarkan dari tulang sulbi Adam sebagaimana benda yang paling kecil
layaknya. Lafal adz-dzurri bentuk jamak dari lafal dzurrah artinya semut yang
paling kecil (dan dari kamu sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra
Maryam) hendaknya mereka menyembah Allah dan menyeru supaya beribadah
kepada-Nya. Disebutkannya kelima nabi ini termasuk mengathafkan sesuatu kepada
bagiannya (dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh) janji yang
sangat berat untuk melaksanakan apa-apa yang harus mereka pikul, yakni
bersumpah atas nama Allah, kemudian perjanjian itu diambil oleh-Nya.
008. (Agar Dia menanyakan)
yakni Allah (kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka) di dalam
menyampaikan risalahnya; hal ini dimaksudkan sebagai celaan terhadap
orang-orang yang kafir kepada para nabi (dan Dia menyediakan) yakni Allah swt.
(bagi orang-orang kafir) terhadap para nabi (siksa yang pedih) yang
menyakitkan. Lafal wa a'adda diathafkan pada lafal akhadznaa.
009. (Hai orang-orang yang
beriman, ingatlah akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kalian
ketika datang kepada kalian tentara-tentara) orang-orang kafir yang bersekutu
sewaktu perang Khandaq (lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan
tentara yang kalian tidak dapat melihatnya) yakni bala tentara malaikat. (Dan
adalah Allah terhadap apa yang kalian kerjakan) kalau dibaca ta'maluuna yang
dimaksud adalah bekerja menggali parit, dan kalau dibaca ya'maluuna yang
dimaksud adalah mereka yang bersekutu yaitu kaum musyrikin (Maha Melihat.)
010. (Yaitu ketika mereka
datang kepada kalian dari atas dan dari bawah kalian) dari lembah bagian atas
dan bawah, datang dari arah timur dan barat (dan ketika tidak tetap lagi
penglihatan) perhatiannya hanya tertuju kepada musuh saja yang datang dari
berbagai penjuru (dan hati kalian naik menyesak sampai tenggorokan) lafal
hanaajir bentuk jamak dari lafal hanjarah, artinya adalah tenggorokan,
diungkapkan demikian karena takut yang amat sangat (dan kalian menyangka
terhadap Allah dengan bermacam-macam sangkaan) dengan berbagai macam prasangka,
apakah mendapat pertolongan ataukah tidak, sehingga putus harapan dari
pertolongan-Nya.
011. (Di situlah diuji
orang-orang Mukmin) mereka mendapat cobaan supaya menjadi jelas, siapakah orang
Mukmin yang benar-benar dan siapakah yang gadungan (dan hati mereka diguncang)
berdegup-degup (dengan guncangan yang sangat) disebabkan ketakutan yang sangat
mencekam mereka.
012. (Dan) ingatlah
(ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya
berkata) yakni penyakit lemah keyakinannya: ("Allah dan rasul-Nya tidak
menjanjikan kepada kami) akan mendapat pertolongan Allah (melainkan tipu
daya.") kedustaan belaka.
013. (Dan ketika berkata
segolongan di antara mereka) yakni orang-orang munafik ("Hai penduduk
Yatsrib!) Yatsrib adalah nama kedua kota Madinah; tidak menerima tanwin karena
'illat 'alamiyah dan wazan fi'il (Tidak ada tempat bagi kalian) dapat dibaca
muqaama dan maqaama, artinya tidak ada tempat tinggal bagi kalian (maka
kembalilah kalian") ke tempat-tempat tinggal kalian di Madinah, yang pada
waktu itu kaum Muslimin telah berangkat keluar bersama dengan Nabi saw. ke
salah satu lereng bukit di luar kota Madinah untuk menyambut kedatangan musuh.
(Dan sebagian dari mereka minta izin kepada nabi) untuk kembali pulang (seraya
berkata, "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka.") Tidak ada
penjaganya sehingga keadaannya sangat mengkhawatirkan. Maka Allah swt.
berfirman: (Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, tidak lain) (mereka
hanya hendak lari) dari medan perang.
014. (Kalau diserang) kota
Madinah (dari segala penjuru) dari segala arahnya (kemudian diminta kepada
mereka) yakni mereka diminta oleh orang-orang yang menyerang mereka (supaya murtad)
supaya musyrik (niscaya mereka mengerjakannya) niscaya mereka menuruti
kemauannya; lafal ayat ini huruf hamzahnya dapat dibaca panjang sehingga
bacaannya menjadi la-aatauhaa dan dapat dibaca pendek sehingga bacaannya
menjadi la-atauhaa (dan mereka tidak akan bertangguh untuk murtad itu melainkan
dalam waktu yang singkat).
015. (Dan sesungguhnya
mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah dahulu, mereka tidak akan
berbalik ke belakang/mundur. Dan adalah perjanjian dengan Allah akan diminta
pertanggungjawabannya) tentang pelaksanaannya.
016. (Katakanlah,
"Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagi kalian, jika kalian melarikan
diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika kalian) melarikan diri (kalian
tidak dapat bersenang-senang) di dunia ini sesudah kalian melarikan diri
(melainkan hanya sebentar.") Yakni hanyalah sebatas sisa umur kalian.
017. (Katakanlah!
"Siapakah yang dapat melindungi kalian) yang dapat menyelamatkan kalian
(dari takdir Allah jika Dia menghendaki bencana atas kalian) kebinasaan dan
kekalahan (atau) siapakah yang dapat menimpakan keburukan kepada kalian jika
(telah menghendaki) Allah (atas diri kalian rahmat) yakni kebaikan. (Dan
orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka selain Allah) (pelindung)
yang bermanfaat bagi diri mereka (dan tidak pula penolong.") yang dapat
menolak marabahaya dari diri mereka.
018. (Sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi) yang menghambat (di antara
kalian dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya, "Marilah)
kemarilah (kepada kami." Dan mereka tidak mendatangi peperangan)
pertempuran (melainkan hanya sebentar) hanya ingin pamer dan cari muka.
019. (Mereka bakhil
terhadap kalian) maksudnya sangat perhitungan dalam menolong dan membantu
kalian. Lafal asyihhatan bentuk jamak dari lafal syahiihun; berkedudukan
menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari dhamir yang terkandung di dalam
lafal ya'tuuna (apabila datang ketakutan, kamu lihat mereka itu memandang
kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti) penglihatan atau seperti
terbeliaknya (orang yang pingsan karena akan mati) yaitu orang yang sedang
sekarat maut (dan apabila ketakutan telah hilang) harta-harta rampasan telah
diperoleh kaum Muslimin (mereka mencaci kalian) menyakiti kalian atau memukul kalian
(dengan lidah yang tajam, sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan) atas
harta rampasan yang telah diperolehnya. (Mereka itu tidak beriman) sesungguhnya
(maka Allah menghapus pahala amal mereka. Dan yang demikian itu) penghapusan
pahala amal perbuatan itu (adalah mudah bagi Allah) dengan kehendak-Nya.
020. (Mereka mengira golongan-golongan yang bersekutu
itu) yaitu orang-orang kafir (belum pergi) maksudnya belum kembali ke Mekah
disebabkan perasaan takut mereka terhadapnya (dan jika golongan-golongan yang
bersekutu itu datang kembali) mengadakan serangan ulang (niscaya mereka ingin)
mengharapkan (berada di dusun-dusun bersama orang-orang Arab badui) berada di
tengah-tengah mereka di perkampungan (sambil menanya-nanya tentang
berita-berita kalian) yakni kabar kalian beserta orang-orang kafir yang
menyerang kalian. (Dan sekiranya mereka berada bersama kalian) di dalam
serangan kali ini (mereka tidak akan berperang melainkan sebentar saja) hanya
karena pamer dan takut dicela sebab tidak ikut berperang.
021. (Sesungguhnya telah
ada pada diri Rasulullah itu suri teladan bagi kalian) dapat dibaca iswatun dan
uswatun (yang baik) untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan serta
kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada tempat-tempatnya (bagi orang)
lafal ayat ini berkedudukan menjadi badal dari lafal lakum (yang mengharap
rahmat Allah) yakni takut kepada-Nya (dan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah) berbeda halnya dengan orang-orang yang selain mereka.
022. (Dan tatkala
orang-orang Mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu) yang terdiri
dari orang-orang kafir (mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan
Rasul-Nya kepada kita.") Yakni cobaan dan pertolongan dari Allah. (Dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya) tentang yang dijanjikannya. (Dan yang demikian
itu tidaklah menambah kepada mereka) (kecuali iman) percaya mereka akan janji
Allah (dan ketundukan) kepada perintah-Nya.
023. (Di antara
orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa-apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah) yaitu gigih bertahan bersama dengan Nabi saw. (maka di
antara mereka ada yang gugur) mati atau terbunuh di jalan Allah (dan di antara
mereka ada pula yang menunggu-nunggu) hal tersebut (dan mereka sedikit pun
tidak mengubah) janjinya, berbeda halnya dengan orang-orang munafik.
024. (Supaya Allah
memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan
menyiksa orang-orang munafik jika dikehendaki-Nya) seumpamanya Dia mematikan
mereka dalam kemunafikannya (atau menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Pengampun) (lagi Maha Penyayang) kepada orang yang bertobat
kepada-Nya.
025. (Dan Allah menghalau
orang-orang yang kafir itu) yakni golongan-golongan yang bersekutu itu (yang
keadaan mereka penuh kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa
pun) maksudnya tidak memperoleh kemenangan atas orang-orang Mukmin. (Dan Allah
menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan) dengan mengirimkan angin
besar dan para malaikat kepada golongan-golongan yang bersekutu. (Dan adalah
Allah Maha Kuat) untuk mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya (lagi Maha Perkasa)
Maha Menang atas semua perkara-Nya.
026. (Dan Dia menurunkan
orang-orang ahli kitab yang membantu golongan-golongan yang bersekutu) yang
dimaksud adalah Bani Quraizhah (dari benteng-benteng mereka) lafal shayaashi
bentuk jamak dari lafal shaishatun, artinya adalah benteng tempat berlindung
(dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka) yaitu rasa ngeri (sebagian
mereka kalian bunuh) sebagian dari mereka terbunuh oleh kalian, yaitu mereka
yang berperang (dan sebagian yang lain kalian tawan) yaitu kaum wanita dan
anak-anaknya.
027. (Dan Dia mewariskan
kepada kalian tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka dan demikian pula
tanah yang belum kalian injak) sebelumnya, yaitu tanah Khaibar, yang direbut
sesudah Quraizhah. (Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.)
028. (Hai Nabi! Katakanlah
kepada istri-istrimu) yang pada saat itu jumlah mereka ada sembilan orang;
mereka meminta kepada Nabi saw. perhiasan duniawi yang tidak dipunyai oleh
beliau: ("Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya,
maka marilah supaya diberikan kepada kalian mut`ah) yakni mut`ah talak (dan aku
ceraikan kalian dengan cara yang baik) aku ceraikan kalian tanpa menimbulkan
kemudaratan.
029. (Dan jika kamu
sekalian menghendaki keridaan Allah dan Rasul-Nya serta kesenangan di negeri
akhirat) yakni surga (maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang
berbuat baik di antara kalian) yang menghendaki pahala di akhirat (pahala yang
besar.") yaitu surga. Maka mereka memilih pahala di akhirat daripada
pahala di dunia.
030. (Hai istri-istri
nabi, siapa-siapa di antara kalian yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata)
Mubayyanatin dapat dibaca Mubayyinatin, artinya yang terang atau jelas (niscaya
akan dilipat gandakan) menurut suatu qiraat dibaca Yudha'-'af dan menurut
qiraat lainnya dibaca Nudhaa'af kemudian lafal Al 'Adzaabu dibaca Nashab
sehingga menjadi Al 'Adzaaba (siksaan kepadanya dua kali lipat) dua kali lipat
siksaan yang diterima oleh orang-orang selain kalian. (Dan adalah yang demikian
itu mudah bagi Allah.)
031. (Dan barang siapa
yang tetap taat) tetap setia (di antara kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dua kali
lipat) dua kali lipat pahala yang diterima oleh wanita-wanita yang taat selain
kalian. Dan menurut suatu qiraat lafal Ta'malu dan Nu'tihaa dibaca Ya'malu dan
Yu'tihaa (dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia) di surga sebagai
tambahan pahalanya.
032. (Hai istri-istri
Nabi! Kamu sekalian tidaklah seperti seseorang) yakni segolongan (di antara
wanita yang lain, jika kalian bertakwa) kepada Allah, karena sesungguhnya
kalian adalah wanita-wanita yang agung. (Maka janganlah kalian tunduk dalam
berbicara) dengan kaum laki-laki (sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit
dalam hatinya) yakni perasaan nifaq (dan ucapkanlah perkataan yang baik) dengan
tanpa tunduk.
033. (Dan hendaklah kalian
tetap) dapat dibaca Qirna dan Qarna (di rumah kalian) lafal Qarna pada asalnya
adalah Aqrarna atau Aqrirna, yang diambil dari kata Qararta atau Qarirta.
Kemudian harakat Ra dipindahkan kepada Qaf, selanjutnya huruf Ra dan hamzah
Washalnya dibuang sehingga jadilah, Qarna atau Qirna (dan janganlah kalian
berhias) asalnya berbunyi Tatabarrajna kemudian salah satu huruf Ta dibuang
sehingga jadilah Tabarrajna (sebagaimana orang-orang jahiliah yang dahulu)
sebagaimana berhiasnya orang-orang sebelum Islam, yaitu kaum wanita selalu
menampakkan kecantikan mereka kepada kaum lelaki. Adapun yang diperbolehkan
oleh Islam adalah sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya, "..dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak
daripadanya." (Q.S. An-Nur, 31). (dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat
dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kalian) yakni dosa-dosa, hai (ahlul bait) yakni
istri-istri Nabi saw. (dan membersihkan kalian) daripada dosa-dosa itu
(sebersih-bersihnya.)
034. (Dan ingatlah apa
yang dibacakan di rumah kalian dari ayat-ayat Allah) Alquran (dan hikmah) sunah
Nabi. (Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut) terhadap kekasih-kekasih-Nya
(lagi Maha Mengetahui) terhadap semua makhluk-Nya.
035. (Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya) (laki-laki dan perempuan
yang benar) dalam keimanannya (laki-laki dan perempuan yang sabar) di dalam
menjalankan ketaatan (laki-laki yang khusyuk) yang merendahkan diri (dan
perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya)
dari hal-hal yang diharamkan (laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan) dari perbuatan-perbuatan
maksiat yang pernah mereka lakukan (dan pahala yang besar) bagi amal ketaatan
mereka.
036. (Dan tidaklah patut
bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang Mukmin, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada) Yakuuna dapat
dibaca Takuuna (bagi mereka pilihan yang lain) (tentang urusan mereka) yang
berbeda dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan Abdullah bin Jahsy beserta saudara perempuannya
yang bernama Zainab; Nabi saw. melamarnya untuk dikawinkan kepada Zaid bin
Haritsah, lalu keduanya tidak menyukai hal tersebut ketika keduanya mengetahui
bahwa Nabi melamar saudara perempuannya bukanlah untuk dirinya sendiri,
melainkan untuk anak angkatnya yaitu Zaid bin Haritsah. Akan tetapi setelah
turun ayat ini keduanya menjadi rela. (Dan barang siapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata) nyata sesatnya.
Kemudian Nabi mengawinkan Zainab binti Jahsy dengan Zaid. Akan tetapi sesudah
beberapa waktu dalam diri Zaid timbul rasa tidak senang terhadap istrinya itu,
lalu ia berkata kepada Nabi saw. bahwa ia bermaksud untuk menalaknya. Maka Nabi
saw. menjawab, "Peganglah istrimu itu di dalam pemeliharaanmu"
sebagaimana yang disitir oleh firman selanjutnya.
037. (Dan ketika) ingatlah
ketika (kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat
kepadanya) yakni nikmat Islam (dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya,)
dengan memerdekakannya, yang dimaksud adalah Zaid bin Haritsah, dahulu pada
zaman jahiliah dia adalah tawanan kemudian ia dibeli oleh Rasulullah, lalu
dimerdekakan dan diangkat menjadi anak angkatnya sendiri ("Tahanlah terus
istrimu dan bertakwalah kepada Allah") dalam hal menalaknya (sedangkan
kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya) akan
membeberkannya, yaitu perasaan cinta kepada Zainab binti Jahsy, dan kamu
berharap seandainya Zaid menalaknya, maka kamu akan menikahinya (dan kamu takut
kepada manusia) bila mereka mengatakan bahwa dia telah menikahi bekas istri
anaknya (sedangkan Allahlah yang lebih berhak untuk kamu takuti) dalam segala
hal dan dalam masalah menikahinya, dan janganlah kamu takuti perkataan manusia.
Kemudian Zaid menalak istrinya dan setelah idahnya habis, Allah swt. berfirman,
("Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya) yakni
kebutuhannya (Kami kawinkan kamu dengan dia) maka Nabi saw. langsung
mengawininya tanpa meminta persetujuannya dulu, kemudian beliau membuat walimah
buat kaum Muslimin dengan hidangan roti dan daging yang mengenyangkan mereka
(supaya tidak ada keberatan bagi orang Mukmin untuk mengawini istri-istri
anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan
keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu) apa yang telah
dipastikan oleh-Nya (pasti terjadi.")
038. (Tidak ada suatu
keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan) yang telah
dihalalkan (Allah baginya, sebagai sunah Allah) lafal Sunatallah dinashabkan
setelah huruf Jarnya dicabut (pada orang-orang yang telah berlalu dahulu) dari
kalangan para nabi, yaitu bahwasanya tidak ada dosa bagi mereka dalam hal
tersebut sebagai kemurahan bagi mereka dalam masalah nikah. (Dan adalah
ketetapan Allah itu) yakni keputusan-Nya (suatu ketetapan yang pasti berlaku)
pasti terlaksana.
039. (Yaitu orang-orang)
lafal Al Ladziina menjadi Na'at atau sifat dari lafal Al Ladziina yang
sebelumnya (yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya,
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun selain kepada Allah) mereka
tidak takut kepada perkataan manusia dalam hal melaksanakan apa yang telah
dihalalkan oleh Allah buat mereka. (Dan cukuplah Allah sebagai pembuat
perhitungan) yakni yang memelihara amal-amal makhluk-Nya dan yang menghisab
mereka.
040. (Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kalian) dia bukan bapak Zaid, Zaid bukanlah
anaknya, maka tidak diharamkan baginya untuk mengawini bekas istri anak
angkatnya yaitu Zainab (tetapi dia) adalah (Rasulullah dan penutup nabi-nabi)
artinya tidak akan lahir lagi nabi sesudahnya. Dan menurut suatu qiraat dibaca
Khataman Nabiyyiina, sama dengan alat untuk mencap atau cincin, yang maksudnya
sesudah dia para nabi dilak atau ditutup. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu) antara lain Dia mengetahui bahwa tidak akan ada nabi lagi
sesudah Nabi Muhammad saw. seumpama Nabi Isa turun nanti, maka ia akan
memerintah dengan memakai syariat Nabi Muhammad.
041. (Hai orang-orang yang
beriman! Berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.)
042. (Dan bertasbihlah
kepada-Nya di waktu pagi dan petang) yakni pada permulaan siang dan akhir
siang.
043. (Dialah Yang memberi
rahmat kepada kalian) yang membelaskasihani kalian (dan malaikat-Nya)
memohonkan ampunan buat kalian (supaya Dia mengeluarkan kalian) supaya Dia
terus menerus mengeluarkan kalian (dari kegelapan) yakni kekafiran (kepada
cahaya) yaitu keimanan. (Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman).
044. (Salam penghormatan
kepada mereka) dari Allah swt. (pada hari mereka menemui-Nya ialah
"Salaam") melalui lisan Malaikat (dan Dia menyediakan pahala yang
mulia bagi mereka) yaitu surga.
045. (Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi) atas orang-orang yang kamu
diutus kepada mereka (dan pembawa kabar gembira) bagi orang yang percaya
kepadamu, yaitu diberi surga (dan pemberi peringatan) kepada orang yang
mendustakanmu, yaitu akan dimasukkan ke dalam neraka.
046. (Dan untuk jadi
penyeru kepada Allah) untuk taat kepada-Nya (dengan izin-Nya) dengan perintah-Nya
(dan untuk jadi pelita yang menerangi) sebagaimana pelita yang memberi petunjuk
ke jalan agama Allah.
047. (Dan sampaikanlah
berita gembira kepada orang-orang Mukmin, bahwa sesungguhnya bagi mereka
karunia yang besar dari Allah) yaitu surga.
048. (Dan janganlah kamu
menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu) dalam hal-hal yang
bertentangan dengan syariatmu (dan janganlah kamu hiraukan) artinya biarkanlah
(gangguan mereka) janganlah kamu mengadakan pembalasan terhadap mereka, sampai
dengan adanya perintah tentang apa yang harus kamu lakukan terhadap mereka (dan
bertawakallah kepada Allah) Dialah Yang mencukupimu. (Dan cukuplah Allah
sebagai Pelindung) maksudnya, serahkanlah semua urusanmu kepada-Nya.
049. (Hai orang-orang yang
beriman! Apabila kalian menikahi perempuan-perempuan yang beriman, kemudian
kalian ceraikan mereka sebelum kalian mencampurinya) menurut suatu qiraat lafal
Tamassuuhunna dibaca Tumaassuuhunna, artinya sebelum kalian menyetubuhi mereka
(maka sekali-kali tidak wajib atas mereka idah bagi kalian yang kalian minta
menyempurnakannya) yaitu yang kalian hitung dengan quru' atau bilangan yang
lainnya. (Maka berilah mereka mutah) artinya berilah mereka uang mutah sebagai
pesangon dengan jumlah yang secukupnya. Demikian itu apabila pihak lelaki belum
mengucapkan jumlah maharnya kepada mereka, apabila ternyata ia telah
mengucapkan jumlahnya, maka uang mutah itu adalah separuh dari mahar yang telah
diucapkannya. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas kemudian pendapatnya itu
dijadikan pegangan oleh Imam Syafii (dan lepaskanlah mereka itu dengan cara
yang sebaik-baiknya) yaitu dengan tanpa menimbulkan kemudaratan pada dirinya.
050. (Hai Nabi!
Sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagi kamu istri-istrimu yang telah kamu
berikan maskawinnya) yakni maharnya (dan hamba sahaya yang kamu miliki yang
termasuk apa yang dikaruniakan oleh Allah kepadamu) dari orang-orang kafir
melalui peperangan, yaitu sebagai tawananmu, seperti Shofiah dan Juwairiah (dan
demikian pula anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara
laki-laki ibumu, dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang
turut hijrah bersama kamu) berbeda halnya dengan perempuan-perempuan dari
kalangan mereka yang tidak ikut berhijrah (dan perempuan Mukmin yang
menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya) bermaksud untuk
menikahinya tanpa memakai maskawin (sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk
semua orang Mukmin) dalam pengertian nikah yang memakai lafal Hibah tanpa
maskawin, (Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada
mereka) kepada orang-orang Mukmin (tentang istri-istri mereka) berupa
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan, yaitu hendaknya mereka mempunyai istri
tidak lebih dari empat orang wanita dan hendaknya mereka tidak melakukan
perkawinan melainkan harus dengan adanya seorang wali dan saksi-saksi serta
maskawin (dan) di dalam (hamba sahaya yang mereka miliki) hamba sahaya
perempuan yang dimilikinya melalui jalan pembelian dan jalan yang lainnya,
seumpamanya, hamba sahaya perempuan itu termasuk orang yang dihalalkan bagi
pemiliknya, karena ia adalah wanita ahli kitab, berbeda halnya dengan sahaya
wanita yang beragama majusi atau watsani, dan hendaknya sahaya wanita itu
melakukan istibra' atau menyucikan rahimnya terlebih dahulu sebelum digauli
oleh tuannya (supaya tidak) lafal ayat ini berta'alluq pada kalimat sebelumnya
(menjadi kesempitan bagimu) dalam masalah pernikahan. (Dan adalah Allah Maha
Pengampun) dalam hal-hal yang memang sulit untuk dapat dihindari (lagi Maha
Penyayang) dengan memberikan keleluasaan dan kemurahan dalam hal ini.
051. (Kamu boleh
menangguhkan) dapat dibaca Turji-u dengan memakai huruf Hamzah pada akhirnya,
juga dapat dibaca Turjiy dengan memakai huruf Ya pada akhirnya sebagai ganti
dari Hamzah, artinya menangguhkan (siapa yang kamu kehendaki di antara mereka)
yakni istri-istrimu itu dari gilirannya (dan boleh pula kamu menggilir) yaitu
mengumpulkan gilirannya (siapa yang kamu kehendaki) di antara mereka kemudian
kamu mendatanginya. (Dan siapa-siapa yang kamu ingini) kamu sukai untuk
menggaulinya kembali (dari perempuan yang telah kamu pisahkan) dari gilirannya
(maka tidak ada dosa bagimu) di dalam memintanya dan menggaulinya untukmu. Hal
ini disuruh dipilih oleh Nabi sesudah ditentukan bahwa gilir itu wajib baginya.
(Yang demikian itu) yakni boleh memilih itu (lebih dekat) kepada ketenangan
hati mereka dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya rela dengan apa yang telah
kamu berikan kepada mereka) yaitu tentang hal-hal yang telah disebutkan tadi
menyangkut masalah boleh memilih di dalam menggilir (tanpa kecuali) lafal ayat
ini mengukuhkan makna Fa'il yang terkandung di dalam lafal Yardhaina. (Dan
Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati kalian) mengenai masalah wanita
atau istri dan kecenderungan hatimu kepada sebagian dari mereka. Dan
sesungguhnya Kami menyuruh kamu memilih hanyalah untuk mempermudah kamu di
dalam melakukan apa yang kamu kehendaki. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui)
tentang makhluk-Nya (lagi Maha Penyantun) mengenai menghukum mereka.
052. (Tidak halal) dapat
dibaca Tahillu atau Yahillu (bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu)
sesudah sembilan orang istri yang telah Aku pilih buatmu (dan tidak boleh pula
mengganti) lafal Tabaddala asalnya adalah Tatabaddala, kemudian salah satu
huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tabaddala, (mereka dengan istri-istri yang
lain) misalnya kamu menalak mereka atau sebagian dari mereka, kemudian kamu
menggantikannya dengan istri yang lain (meskipun kecantikannya menarik hatimu
kecuali perempuan-perempuan hamba sahaya yang kamu miliki) yakni wanita sahaya
yang kamu miliki, ia halal bagimu. Dan Nabi saw. sesudah sembilan orang istri
itu memiliki Siti Mariah, yang daripadanya lahir Ibrahim, akan tetapi Ibrahim
meninggal dunia semasa Nabi saw. masih hidup. (Dan adalah Allah Maha Mengawasi
segala sesuatu) Maha Memelihara segala sesuatu.
053. (Hai orang-orang yang
beriman! Janganlah kalian memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kalian
diizinkan) memasukinya karena mendapat undangan (untuk makan) kemudian kalian
boleh memasukinya (dengan tidak menunggu-nunggu) tanpa menunggu lagi (waktu
masak makanannya) yakni sampai makanan masak terlebih dahulu; Inaa berakar dari
kata Anaa Ya-niy (tetapi jika kalian diundang maka masuklah dan bila kalian
selesai makan, keluarlah kalian tanpa) berdiam lagi (asyik memperpanjang
percakapan) sebagian dari kalian kepada sebagian yang lain. (Sesungguhnya yang
demikian itu) yakni berdiamnya kalian sesudah makan (akan mengganggu nabi lalu
nabi malu kepada kalian) untuk menyuruh kalian keluar (dan Allah tidak malu
menerangkan yang hak) yakni menerangkan supaya kalian keluar; atau dengan kata
lain Dia tidak akan mengabaikan penjelasannya. Menurut qiraat yang lain lafal
Yastahyi dibaca dengan hanya memakai satu huruf Ya sehingga bacaannya menjadi
Yastahiy. (Apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka) kepada istri-istri
Nabi saw. (yakni suatu keperluan, maka mintalah dari belakang tabir) dari belakang
hijab. (Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka)
dari perasaan-perasaan yang mencurigakan. (Dan tidak boleh kalian menyakiti
hati Rasulullah) dengan sesuatu perbuatan apa pun (dan tidak pula mengawini
istri-istrinya sesudah ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnya perbuatan itu di
sisi Allah) dosanya (besar).
054. (Jika kalian
melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya) keinginan untuk menikahi mereka
sesudah Nabi saw. wafat (maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala
sesuatu) Dia kelak akan membalasnya kepada kalian.
055. (Tidak ada dosa atas
istri-istri Nabi terhadap bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka,
saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak
laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan) yang beriman
(dan hamba sahaya yang mereka miliki) yakni hamba sahaya laki-laki dan
perempuan, untuk melihat dan bercakap dengan mereka tanpa memakai hijab (dan
bertakwalah kalian kepada Allah) dalam hal-hal yang diperintahkan-Nya kepada
kalian. (Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu) tidak ada sesuatu
pun yang samar dari pengetahuan-Nya.
056. (Sesungguhnya Allah
dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi) untuk Nabi Muhammad saw. (Hai
orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya) yaitu katakanlah oleh kalian, "Allaahumma Shalli
'Alaa Sayyidinaa Muhammad Wa Sallim", artinya, "Ya Allah!
Limpahkanlah salawat dan Salam-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad."
057. (Sesungguhnya
orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya) mereka adalah orang-orang
kafir, mereka mensifati Allah dengan sifat-sifat yang Dia Maha Suci
daripadanya, yaitu mempunyai anak dan mempunyai sekutu, kemudian mereka mendustakan
rasul-Nya. (Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat) yakni
menjauhkannya dari rahmat-Nya (dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan)
siksaan yang menghinakan yaitu neraka.
058. (Dan orang-orang yang
menyakiti orang-orang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat)
yaitu menuduh mereka mengerjakan hal-hal yang tidak mereka lakukan (maka
sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan) melancarkan tuduhan bohong (dan
dosa yang nyata) yakni perbuatan yang nyata dosanya.
059. (Hai Nabi! Katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin,
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka")
lafal Jalaabiib adalah bentuk jamak dari lafal Jilbaab, yaitu kain yang dipakai
oleh seorang wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya. Maksudnya hendaknya mereka
mengulurkan sebagian daripada kain jilbabnya itu untuk menutupi muka mereka,
jika mereka hendak keluar karena suatu keperluan, kecuali hanya bagian yang
cukup untuk satu mata. (Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah) lebih
gampang (untuk dikenal) bahwasanya mereka adalah wanita-wanita yang merdeka
(karena itu mereka tidak diganggu) maksudnya tidak ada orang yang berani
mengganggunya, berbeda halnya dengan hamba sahaya wanita, mereka tidak diperintahkan
untuk menutupi mukanya, sehingga orang-orang munafik selalu mengganggu mereka.
(Dan adalah Allah Maha Pengampun) terhadap hal-hal yang telah lalu pada kaum
wanita Mukmin yang merdeka, yaitu tidak menutupi wajah mereka (lagi Maha
Penyayang) kepada mereka jika mereka mau menutupinya.
060. (Sesungguhnya jika) huruf Lam bermaksud Qasam (tidak
berhenti orang-orang munafik) dari kemunafikan mereka (orang-orang yang
berpenyakit dalam hati mereka) disebabkan telah melakukan perbuatan zina (dan
orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah) terhadap orang-orang
Mukmin melalui perkataan mereka, bahwa musuh telah siap menyerang kalian
berikut pasukan kalian; apakah mereka akan menang atau kalah kami tidak
mengetahui (niscaya Kami gerakkan kamu untuk memerangi mereka) maksudnya Kami
membuatmu berkuasa atas mereka (kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu) tidak
hidup berdampingan lagi denganmu (di Madinah melainkan dalam waktu sebentar)
setelah itu mereka diusir daripadanya.
061. (dalam keadaan terlaknat)
dalam keadaan dijauhkan dari rahmat Allah. (Di mana saja mereka dijumpai)
ditemui (mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya) yakni keputusan
tentang nasib mereka ini berdasarkan perintah dari-Nya.
062. (Sebagai sunah Allah)
yakni Allah telah menetapkan hal tersebut sebagai sunah-Nya (yang berlaku atas
orang-orang yang telah terdahulu) atas umat-umat yang dahulu, yaitu atas
orang-orang munafik yang selalu menyebarkan rasa takut ke dalam hati
orang-orang yang beriman (dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan
pada sunah Allah) sebagai pengganti dari-Nya.
063. (Manusia bertanya
kepadamu) yakni penduduk Mekah (tentang hari kiamat) kapankah akan terjadi.
(Katakanlah! "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di
sisi Allah". Dan tahukah kamu) maksudnya kamu tiada mengetahui kapan ia
akan terjadi (boleh jadi hari kiamat itu waktunya) yakni terjadinya (sudah
dekat).
064. (Sesungguhnya Allah
melaknati orang-orang kafir) yakni menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (dan
menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala) yaitu neraka yang keras apinya
tempat mereka dimasukkan.
065. (Mereka kekal)
dipastikan kekekalan mereka (di dalamnya selama-lamanya, mereka tidak
memperoleh seorang pelindung pun) yang memelihara mereka dari neraka (dan tidak
pula seorang penolong) yang dapat mencegah neraka daripada mereka.
066. (Pada hari ketika
muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Aduhai!) lafal
Yaa menunjukkan makna Tanbih atau memohon perhatian (andai kata kami taat kepada
Allah dan taat pula kepada Rasul.")
067. (Dan mereka berkata)
yakni para pengikut dari kalangan mereka, ("Ya Rabb kami! Sesungguhnya
kami telah menaati pemimpin-pemimpin kami) menurut suatu qiraat dibaca
Saadatanaa, dalam bentuk Jam'ul Jam'i (dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan petunjuk) dari jalan hidayah.
068. (Ya Rabb kami!
Timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat) daripada azab yang kami terima
(dan kutuklah mereka) azablah mereka terus (dengan kutukan yang banyak.")
bilangannya; dan menurut Qiraat lain lafal Kabiiran dibaca Katsiiran yang
artinya kutukan yang besar.
069. (Hai orang-orang yang
beriman! Janganlah kalian menjadi) bersama Nabi kalian (seperti orang-orang
yang menyakiti Musa) seperti perkataan mereka kepada Nabi Musa,
"Sesungguhnya tidak ada yang mencegahnya untuk mandi bersama kita
melainkan karena pelirnya burut (maka Allah membersihkannya dari
tuduhan-tuduhan yang mereka katakan) yaitu pada suatu hari Nabi Musa ketika
hendak mandi meletakkan pakaiannya pada sebuah batu, kemudian batu itu membawa
lari pakaiannya, dan berhenti di tengah-tengah segolongan kaum Bani Israel.
Lalu Nabi Musa mengejarnya dan dapat menyusulnya, segera ia mengambil
pakaiannya untuk menutupi dirinya. Pada saat itu orang-orang melihatnya dalam
keadaan telanjang, ternyata pelir Nabi Musa tidak burut. (Dan adalah dia
seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah."). Di antara
perlakuan yang menyakitkan Nabi saw. ialah pada suatu hari ia membagi-bagi
ganimah, kemudian ada seorang lelaki berkata, "Ini adalah pembagian yang
tidak berdasarkan keridaan Allah swt." Maka pada saat itu wajah Nabi saw.
merah padam mendengar perkataan itu, lalu beliau segera bersabda, "Semoga
Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Musa, sesungguhnya dia telah disakiti lebih
dari ini tetapi dia tetap bersabar." Demikianlah menurut hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
070. (Hai orang-orang yang
beriman! Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang
benar) yakni perkataan yang tidak menyalahi.
071. (Niscaya Allah
memperbaiki bagi kalian amal-amal kalian) yakni Dia menerimanya (dan mengampuni
bagi kalian dosa-dosa kalian. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar) yaitu dia telah
memperoleh apa yang paling didambakannya.
072. (Sesungguhnya Kami
telah mengemukakan amanat) yaitu ibadah salat dan ibadah-ibadah lainnya,
apabila dikerjakan, pelakunya akan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan,
pelakunya akan disiksa (pada langit, bumi dan gunung-gunung) seumpamanya Allah
menciptakan pada masing-masing pemahaman dan dapat berbicara (maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir) yakni merasa takut (akan
mengkhianatinya lalu dipikullah amanat itu oleh manusia) oleh Nabi Adam,
sesudah terlebih dahulu ditawarkan kepadanya. (Sesungguhnya manusia itu amat
zalim) terhadap dirinya sendiri, disebabkan apa yang telah dipikulnya itu (lagi
amat bodoh) tidak mengerti tentang apa yang dipikulnya itu.
073. (Sehingga Allah mengazab) huruf Lam berta'alluq
kepada lafal 'Aradhnaa, sebagai akibat dari apa yang telah dipikul oleh Nabi
Adam (orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik
laki-laki dan perempuan) yakni orang-orang yang menyia-nyiakan amanat itu (dan
sehingga Allah menerima tobat orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan) yaitu
orang-orang yang menunaikan amanahnya. (Dan adalah Allah Maha Pengampun) kepada
orang-orang Mukmin (lagi Maha Penyayang) kepada mereka.