.

.
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء و المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين أهلا وسهلا بكم إذا كانت هذه زيارتك الأولى للمنتدى، فيرجى التفضل بزيارة صفحة التعليمات كما يشرفنا أن تقوم بالتسجيل ، إذا رغبت بالمشاركة في المنتدى، أما إذا رغبت بقراءة المواضيع والإطلاع فتفضل بزيارة القسم الذي ترغب أدناه. عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه - قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: "إن إبليس قال لربه: بعزتك وجلالك لا أبرح أغوي بني آدم مادامت الأرواح فيهم - فقال الله: فبعزتي وجلالي لا أبرح أغفر لهم ما استغفروني" اللّهم طهّر لساني من الكذب ، وقلبي من النفاق ، وعملي من الرياء ، وبصري من الخيانة ,, فإنّك تعلم خائنة الأعين ,, وما تخفي الصدور اللهم استَخدِمني ولاَ تستَبدِلني، وانفَع بيِ، واجعَل عَملي خَالصاً لِوجهك الكَريم ... يا الله اللهــم اجعل عملي على تمبـلر صالحاً,, واجعله لوجهك خالصاً,, ولا تجعل لأحد فيه شيئاً ,, وتقبل مني واجعله نورا لي في قبري,, وحسن خاتمة لي عند مماتي ,, ونجاةً من النار ومغفرةً من كل ذنب يارب يارب يارب

.

.

.

.

Saturday, September 6, 2014

DIINUL ISLAM

Makna ISLAM dari segi bahasa.

Al-Islam berasal dari akar kata salima. Dari kata salama muncul:

1Aslam : Ertinya adalah menundukkan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 125:

” Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya   kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.

Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada Allah iaitu orang yang menundukan wajahnya yang bererti seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahsia kata wajah dalam al-Quran ialah:

a. Dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
b. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), ertinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.


2. Sallama : Ertinya menyerahkan diri, jadi orang yang beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara total menyerahkan dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi logis akan keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al-Quran surat An Nisa ayat 65 :

” Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”.

3. Salaama : Ertinya kesejahterahan atau keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah iaitu keselamatan dalam erti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al- An’am ayat 54:

” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah “Salamun ‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (iaitu) bahawasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Keselamatan dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaummuslimin saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua, wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-anak kecil serta tidak boleh merosak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon-pohonan. Sebaliknya jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka manusia dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.

4. Siliim : Ertinya kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh kedamaian. Allah berfirman dalam surat Al Baqorah ayat 208:

” Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu “.

Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak berangkat dari ajaran Islam adalah palsu. Oleh kerana itu orang banyak tertipu dengan slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami. Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam bererti dia tidak menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.

Allah berfirman dalam hadist kudsi ” telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”. Hanif ialah kecenderungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa manusia banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini kerana peranan syaitan dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah. Sesuai dengan firman Allah surat Al Baqorah ayat 208 di atas yang bermakna bagi 0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam bererti dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.

5. Sullam : Ertinya adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada manusia bahwa ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj(tahapan). Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh jahiliyah (kebodohan) dan kebiasaan minum Khomerkhomer walaupun sudah Islam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khomer dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer. atau arak sudah menjadi tradisi sedangkan arak tersebut adalah minuman yang merosak akal tetapi Al-Quran tidak langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk Umar bin Khattab r.a suka meminum

Dalam penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap iaitu dalam 6 masa walaupun sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam da’wah Islam yang merupakan kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan kepada seluruh manusia yang prosesnya harus tadarruj.

Dengan begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orang yang menaiki tangga menuju ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan di hadapan Allah yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang muslim komitmen terhadap Islam.

Makna Islam Secara Istilah

1.  Al-Wahyu Illahi ( Wahyu Allah) : Secara istilah Al-Islam ialah suatu ajaran di mana manusia harus tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama Rasulullah saw. Al-Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw jadi Islam adalah Al-Quran dan Al-Quran adalah petunjuk Allah, sesuai dengan firman-Nya: ” Sungguh Al-Quran ini memberikan petunjuk yang lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan disabdakan oleh Rasulullah saw.

2.  Islam Dinnul Anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin) : Islam merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang terakhir iaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Quran, Nabi Nuh As
bersabda ” Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang Islam “. Juga Nabi Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, aku dan anakku (Ismail As)”.

3.  Islam Minhajul Hayat ( Islam pedoman kehidupan ) : Al minhaj wal manhaj at thorighul wadih ertinya minhaj (pedoman / sistem) atau manhaj adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek kehidupan  politik, sosial dan budaya meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam merupakan ajaran yang universal.

Bezanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah bahwa Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja tetapi Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam), kerana itu hukum Islam berlaku untuk semua baik muslim maupun non muslim.

Jika suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya,  inilah keadilan Islam

4.  Ahkamullah fi kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al-Quran dan As Sunnah) : Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan Al Hadist. Al hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjelaskan ayat-ayat Al-Quran agar manusia lebih memahami. Dan Al-Quran adalah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh setiap manusia, ini bukti bahwa seorang muslim bercermin pada pribadi Rasulullah.

5.   As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus) : Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam surat  Al Fatihah ” Tunjukilah kami jalan yang lurus”.

6.   Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat) : Islam adalah keselamatan dunia dan akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al Ghomidiah yang telah berzina, dan dilaporkannya perbuatan tercela tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum. Tetapi tidak langsung memberlakukan hukum rajam kerana teryata wanita itu dalam keadaan hamil, Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan. Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita tersebut datang kepada Rasulullah, barulah Rasulullah memberlakukan hukum rajam kepada waniti Al Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan dunia dan akhirat yang benar adalah menurut  Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak umat manusia untuk memeluk Islam bererti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat.

Jihad adalah suatu keselamatan kerana kalau tidak berjihad, yang terjadi adalah kezaliman. Jika kezaliman berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh Allah kerana adanya kezaliman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah diizinkan ( berperang) bagi orang-orang yang diperangi, kerana sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat  “Jika suatu kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”.

Definisi Islam.

1. Dinnul haq ( Agama yang benar ) : Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah. Sesuai firman Allah pada surat Al Maaidah ayat 104, ” Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?”

Islam adalah agama yang haq (benar) maka apapun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang dijelaskan dalam Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “…. maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. …”

2.  Dinnullah ( Agama Allah ) : Islam disebut Dinnullah ajaran Islam berasal dari Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. …”

3. Dinnul Islam : Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Ad din ertinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah mutlak.

Pemahaman Islam sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yangYa’lu wala yu’la alaihi(Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya). Ketinggian umat Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan.

Makna Ad-Din

Din yang kita terjemahkan sebagai agama mempunyai tiga makna dari susut bahasa arab. Dan ia berasal dari kalimah dana.

Pertama: Ia membawa erti memilki dan mentadbir. Maka Din di sini berbentuk mentadbir dan berpolitik. Ia disebut dalam bentuk fiel danahu.

Kedua : Apabila kita menggunakan dalam bentuk dana lahu, maka ia bererti taat kepadanya. Maka ia berbentuk ketaatan dan ibadat.

Ketiga: Sekiranya kita menggunakan dalam bentuk dana bissyaik, maka ia bererti menjadikan ia sebagai agama dan mazhab.

Daripada apa yang kita faham daripada perbahasan bahasa, Din ini mempunyai pelbagai makna yang memungkinkan kita memahami erti Din di dalam Islam. Ia mempunyai hubungan yang kuat dengan politik. Di mana kalau kita melihat kepada pengertian pertama, maka ia meyokong pendapat yang kita katakan.

Din tidak lari daripada makna kepatuhan yang ilzam(luzumulinqiyad), iaitu pada pengunaan pertama ia bererti mengilzam dan mewajipkan kepatuhan (taat), pada penggunaan kedua ialah beriltizam dengan kepatuhan, merujuk kepada hamba dan penggunaan yang ketiga ia bererti mabda atau sistem yang perlu diiltizam (dipatuhi).

Di sini kita dapat melihat kekayaan bahasa arab di mana satu kalimah mempunyai pelbagai makna atau di dalam bahasa istilah dipanggil isytirak atau musytarak.

Ad Din di sini bererti adalah satu cara hidup. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan “undang-undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.

Kesimpulannya, Islam tidak hanya sekedar agama, tapi juga suatu cara hidup, suatu sistem, pedoman hidup, dan juga peraturan-peraturan yang menyeluruh. Islam adalah Ad Din yang telah diwahyukan Allah kepada Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi seluruh semesta alam. Ia adalah Ad Din yang berintikan kepada dua hal, iaitu iman dan amal. Iman merupakan aqidah atau pokok, dan di atasnya berdiri syariat Islam.

Aqidah sendiri berasal dari istilah عقيدة, iaitu pecahan dari perkataan ‘aqad عقد, yang umumnya bererti ikatan atau simpulan. Biasanya ikatan atau simpulan ini berlaku pada benda seputar tali dan hal yang seumpama.Tetapi perkataan ini juga digunakan pada suatu yang ma’nawi, seperti perjanjian dan yang seumpamanya. Dari ikatan atau simpulan ma’nawi ini lahirlah perkataan aqidah, iaitu ikatan atau simpulan ma’nawi secara khusus dalam hal kepercayaan. Berpadukan kepada asal perkataan tadi maka perkataan aqidah boleh dipahami sebagai kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa sehingga tidak mungkin akan tercerai atau terurai (Pengantar Aqidah: Dr. Muhammad Sulaiman Hj. Yasin: hal 207).

Seorang ulama Mesir (Asy Syahid Hasan Al Bana, alm.) mengatakan tentang istilah Aqa’id (masih satu kata dasar dengan “aqidah”. Aqa’id adalah perkara-perkara yang hati Anda membenarkannya, jiwa Anda menjadi tenteram kerananya, dan ia menjadikan rasa yakin pada diri Anda tanpa tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Baru saja kita mengenal sepintas istilah aqidah. Sekarang mengenai syariat Islam. Syariat bererti cara-cara beribadah, asas-asas kehidupan bermasyarakat, undang-undang yang mengatur hubungan antar manusia sebagai hamba Allah, berkenaan dengan muamalah dan hukum-hukum jenayah, serta mengenai halal dan haram.

Agar lebih memahaminya, kita pelajari hal berikut ini. Setiap Rasul yang diutus Allah membawa Ad Din yang satu, iaitu Ad Din yang menyeru manusia untuk meng-Esa-kan Allah. Membawa “agama” tauhid, yang tidak mengakui adanya tuhan-tuhan melainkan hanya Allah semata. Dalam kerangka hal tersebut, mereka (kaum setiap Rasul) membentuk peraturan-peraturan yang dibawa oleh Rasul pada zamannya. Peraturan-peraturan inilah yang dinamakan syariat. Jadi, walaupun Ad din yang dibawa oleh setiap rasul itu sama (tauhid, meng-Esa-kan Allah), namun syariat mereka berbeza-beza dalam hal-hal tertentu.

Allah berfirman:

“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS Al Maidah : 48)

Dan dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup, maka syariat Islam telah menutup seluruh syariat nabi-nabi sebelumnya dan menempatkannya sebagai syariat terakhir yang sempurna. Tidak ada lagi syariat selain Syariat Islam. Di dalamnya tidak terdapat perbezaan tatacara beribadah, asas-asas kehidupan dan undang-undang yang berlaku bagi manusia dan seluruh alam hingga akhir kiamat.

Islam Sebagai Ad Din

Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diakui Allah .Firman Allah

“Sesungguhnya agama yang benar dan diredhai Allah ialah agama Islam .” (Ali Imran : 19)

Islam adalah saru cara hidup yang sempurna , yang dicipta sendiri oleh Allah dan juga merupakan nikmat Allah kepada kita . Firman Allah

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu agama kamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu kepadamu juga aku redha Islam menjadi agama untuk kamu .” (Al Maidah : 03)

Oleh kerana hanya Islam sahaja satu – satunya agama ( cara hidup ) yang benar dan sempurna , maka Allah memerintahkan kita menerima Islam seluruhnya . Firman Allah bermaksud ;

“Wahai orang – orang yang beriman ! Masuklah kamu ke dalam agama Islam dengan mematuhi segala hukum – hukum dan janganlah kamu menurut jejak langkah syaitan . Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh kamu yang terang nyata .” (Al Baqarah : 208)

Oleh kerana hanya Islam sahaja satu-satunya agama ( cara hidup ) di sisi Allah, maka Allah melarang kita mencari cara hidup selain daripada Islam . Firman Allah

“Sesiapa yang mencari agama selain agama Islam , maka tidak akan diterima daripadanya dan pada hari akhirat kelak ia termasuk ke dalam golongan orang – orang yang rugi .” (Ali Imran : 85)

Keunikan Islam Sebagai Ad Din

Islam adalah cara hidup ciptaan Allah yang mempunyai berbagai – bagai keistimewaan . Antaranya ialah :

(1)        Islam adalah cara hidup manusia yang didatangkan daripada Allah ,

(2)        Islam ialah cara hidup yang menyulurh mengatur semua bahagian daripada kehidupan manusia ,

(3)        Nilai – nilai hidup Islam adalah tetap dan tidak dapat dipermain – mainkan ,

(4)        Islam ialah sistem hidup untuk semua manusia , bukan untuk golongan atau bangsa tertentu ,

(5)        Islam ialah cara hidup yang mempunyai keserasian dan persefahaman antara cita – cita dan kenyataan ,

(6)        Islam menekankan hubungan dengan Allah ( hablum minanallah ) dan hubungan sesama manusia ( hablum minan nas ).
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

.

Rasulullah s.a.w bersabda :

” Sesungguhnya seorang hamba yang bercakap sesuatu kalimah atau ayat tanpa mengetahui implikasi dan hukum percakapannya, maka kalimah itu boleh mencampakkannya di dalam Neraka lebih sejauh antara timur dan barat” ( Riwayat Al-Bukhari, bab Hifdz al-Lisan, 11/256 , no 2988)