Imam Ad-Darimi
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ قَابُوسَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الرَّجُلَ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ مِنْ الْقُرْآنِ شَيْءٌ كَالْبَيْتِ الْخَرِب.
Telah menceritakan kepada kami Amru bin Zurarah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Qabus dari Ayahnya dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya seorang laki-laki yang tidak ada sedikit pun bacaan Al-Quran di dalam rongga mulutnya nescaya ia seperti rumah yang hancur."
(Sunan Imam Ad-Darimi)
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ عَنْ عِيسَى عَنْ رَجُلٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَتَعَلَّمُ الْقُرْآنَ ثُمَّ يَنْسَاهُ إِلَّا لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَهُوَ أَجْذَمُ قَالَ أَبُو مُحَمَّد عِيسَى هُوَ ابْنُ فَائِد.
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Amir dari Syu'bah dari Yazid bin Abu Ziyad dari Isa dari seseorang dari Sa'd bin Ubadah bahawa Rasulullahsaw bersabda: "Tidaklah seseorang mempelajari Al-Quran kemudian melupakannya kecuali ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat dalam keadaan terputus tangannya." Abu Muhammad berkata; Isa adalah Ibnu Fa`id.
(Sunan Imam Ad-Darimi)
حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ وَهْبٍ الذِّمَارِيِّ قَالَ مَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ وَمَاتَ عَلَى الطَّاعَةِ بَعَثَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ السَّفَرَةِ وَالْأَحْكَامِ قَالَ سَعِيدٌ السَّفَرَةُ الْمَلَائِكَةُ وَالْأَحْكَامُ الْأَنْبِيَاءُ قَالَ وَمَنْ كَانَ حَرِيصًا وَهُوَ يَتَفَلَّتُ مِنْهُ وَهُوَ لَا يَدَعُهُ أُوتِيَ أَجْرَهُ مَرَّتَيْنِ وَمَنْ كَانَ عَلَيْهِ حَرِيصًا وَهُوَ يَتَفَلَّتُ مِنْهُ وَمَاتَ عَلَى الطَّاعَةِ فَهُوَ مِنْ أَشْرَافِهِمْ وَفُضِّلُوا عَلَى النَّاسِ كَمَا فُضِّلَتْ النُّسُورُ عَلَى سَائِرِ الطَّيْرِ وَكَمَا فُضِّلَتْ مَرْجَةٌ خَضْرَاءُ عَلَى مَا حَوْلَهَا مِنْ الْبِقَاعِ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ قِيلَ أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يَتْلُونَ كِتَابِي لَمْ يُلْهِهِمْ اتِّبَاعُ الْأَنْعَامِ فَيُعْطَى الْخُلْدَ وَالنَّعِيمَ فَإِنْ كَانَ أَبَوَاهُ مَاتَا عَلَى الطَّاعَةِ جُعِلَ عَلَى رُءُوسِهِمَا تَاجُ الْمُلْكِ فَيَقُولَانِ رَبَّنَا مَا بَلَغَتْ هَذَا أَعْمَالُنَا فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ ابْنَكُمَا كَانَ يَتْلُو كِتَابِي.
3235. Telah menceritakan kepada kami Marwan bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Sa'id ia adalah Ibnu Abdul Aziz, dari Isma'il bin Ubaidullah dari Wahb Adz Dzimari ia berkata; Barangsiapa yang diberikan Al-Quran oleh Allah, lalu ia membaca Al-Quran itu di hujung malam dan di hujung siang serta mengamalkan isinya dan ia meninggal dalam ketaatan (kepada Allah), nescaya Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat bersama para malaikat yang mulia dan para hakim. Sa'id berkata; Safarah adalah para malaikat dan ahkam adalah para nabi. Ia melanjutkan; Barangsiapa yang menjaga Al-Quran namun ia tetap lepas dari hafalannya, padahal ia tidak pernah meninggalkannya, maka ia diberi pahala dua kali. Barangsiapa yang menjaga Al-Quran namun ia tetap lepas dari hafalannya, sedangkan ia meninggal dalam ketaatan (kepada Allah), maka ia termasuk manusia yang paling mulia dan diutamakan dari manusia lainnya sebagaimana burung helang yang diutamakan atas seluruh burung, juga tanah hijau yang dipenuhi rerumputan lebih disukai dari tanah-tanah di sekitarnya. Maka jika hari kiamat telah tiba, dikatakan; Di manakah orang-orang yang membaca kitabku? Mereka tidak dilenakan oleh mengejar kenikmatan. Lalu diberikan kepada mereka keabadian dan kenikmatan. Jika kedua orang tuanya meninggal dalam ketaatan (kepada Allah), maka diletakkan di atas kepala orang tuanya itu mahkota kerajaan. Lalu keduanya pun berkata; Wahai Rabb kami, amal kami tidak mungkin membawa kami kepada derajat ini. Dia menjawab: Tentu, sesungguhnya anak kalian berdua yang selalu membaca kitab Ku.
(Sunan Imam Ad-Darimi)
Imam Ibnu Majah :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ الْأَسْدِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو هِلَالٍ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْر.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Hasan Al Asdi telah menceritakan kepada kami Abu Hilal dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah dari Nabi saw, baginda bersabda: "Mencaci orang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran."
(Sunan Ibnu Majah)
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ أَسِيدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ عُبَيْدٍ مَوْلَى بَنِي سَاعِدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِيفَاءٌ بِعُهُودِهِمَا مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا.
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Idris dari Abdurrahman bin Sulaiman dari Asid bin Ali bin 'Ubaid bekas budak Bani Sa'idah, dari Ayahnya dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah dia berkata, "Ketika kami berada di samping Nabi saw, tiba-tiba seorang laki-laki dari Bani Salamah datang kepada beliau dan bertanya, Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu untuk berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal?" Beliau menjawab: "Ya, yaitu berdo'a kepada keduanya, meminta ampun untuk keduanya, melaksanakan janji-janji keduanya setelah keduanya meninggal, memuliakan teman keduanya dan tidak menyambung silaturrahim kecuali kerana keduanya."
(Sunan Ibnu Majah)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَاعَدَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام فِي سَاعَةٍ يَأْتِيهِ فِيهَا فَرَاثَ عَلَيْهِ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ بِجِبْرِيلَ قَائِمٌ عَلَى الْبَابِ فَقَالَ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَدْخُلَ قَالَ إِنَّ فِي الْبَيْتِ كَلْبًا وَإِنَّا لَا نَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلَا صُورَة.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Aisyah dia berkata, "Jibril berjanji akan bertemu Rasulullah saw pada waktu yang telah di tentukan, dan beliau menunggu lama. Kemudian Nabi saw keluar rumah, dan ternyata Jibril tengah berdiri di depan pintu, beliau pun bertanya: "Apa yang menghalangimu untuk masuk?" Jibril menjawab, "Di dalam rumahmu ada anjing, dan sungguh kami tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar."
(Sunan Ibnu Majah)
Imam Abu Daud :