Daripada Ibnu Omar r.a. berkata: “Pada suatu masa dibawa ke hadapan Rasulullah saw. sepotong emas. Dan emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dikutip. Emas itu telah dibawa oleh Bani Sulaim dari tempat tambang (galian) mereka. Maka sahabat berkata: “Hai RasuIullah! Emas ini adalah hasil dari galian kita”. Lalu Nabi saw. menjawab, “Nanti kamu akan dapati banyak galian-galian, dan yang akan menguruskannya adalah orang-orang yang jahat”.
( Riwayat Baihaqi)
"Tidak ada jaminan dari Allah bagi orang-orang yang sengaja meninggalkan solat"
(Amirul Mukminin Sayidina Umar Al-Khattab)
Begitulah hebatnya Sayidina Umar ketika nazak yang sentiasa meminta sahabat-sahabatnya mengingatkannya waktu solat walaupun terlantar nazak....
Akhlak yang buruk itu ibarat tembikar yang pecah. Tidak dapat dilekatkan lagi dan tidak dapat dikembalikan menjadi tanah
-Wahab B Munabin
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.
Akal itu menteri yang menasihati, Hati itu ialah raja yang menentukan, Harta itu satu tamu yang akan berangkat, kesenangan itu satu masa yang ditinggalkan.
Adab dan akhlak adalah ibarat pokok dan kemasyhuran adalah seperti bayang-bayang. Tetapi malangnya, kebiasaan orang lebih melihat bayang-bayang dari pokok.
Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat.
-Pepatah Arab.
My Heart is at easy knowing that what was meant for me will never miss me, and that what misses me, was never meant for me.
(Umar Ibn Khattab)
The more love you have for Allah, the less love you have for the dunya.
(Dr. Bilal Philips)
Sering kita diperingatkan dan sering disebut berulang-ulang di dalam Al-Quran dan hadis-hadis :
janganlah kamu melebihkan 8 perkara dari 3 perkara:
8 perkara itu adalah:
1-isteri
2-anak
3-saudara
4.kaum keluarga
5.harta
6.perniagaan
7.rumah
8.ibu bapa
dan 3 perkara pula adalah:
1.Allah
2.Rasul
3.Berjuang jalan Allah..
Setiap kali bertambahnya ilmu seseorang ,akan bertambah dekatnya dia dengan pandangan yang wasatiy (tepat,terbaik dan matang)dan sederhana..manakala pada kadar berkurangnya ilmu seseorang maka semakin jauhlah dia dari sikap dan pandangan wasatiy..
The Prophet (saw) said: “Actions are only by intention, and every man shall only have what he intended. Thus he whose hijrah was for Allah and was for Allah and His Messenger, his hijrah was for Allah and His Messenger, and he whose hijrah was to achieve some worldly benefit or to take some woman in marriage, his hijrah was for that for which he made hijrah.”
( Bukhari and Muslim )
Suatu sirah :
"Janganlah anda menakutkan kami dengan kekuatan tentera Rom yang banyak ini. Dan anda merasakan kami tidak akan mampu mengalahkan mereka. Demi usiaku ditangan-Nya, sesungguhnya bukan itu yang kami takutkan, bukan pula kematian….jika memang itu yang disuratkan terjadi. Pada paksi seperti ini, kami berada diatas dua kebaikan. Kalah atau menang, kami tetap dalam keuntungan. Tidak seorang pun diantara kami kecuali berdoa pada Tuhannya agar ia gugur dijalan ini. Tidak seorang pun dikalangan kami yang berharap untuk kembali lagi kepada keluarga kerana mereka semua sudah kami titipkan dalam peliharaan Tuhan. Kami hanya ingin berjihad dijalan Allah dan meninggikan kalimah-Nya. Adapun bila anda mengatakan bahawa kehidupan kami ini sempit, maka sesungguhnya kami lebih panjang. Dan sekiranya dunia ini milik kami seluruhnya, kami tidak akan mengambilnya melebihi dari apa yang kami perlu lakukan."
( Abu Ubaidah bin Ash-Sharif ketika diugut oleh Mauququs, seorang pemerintah Rom)