Muslim (dalam kitab Sahih Muslim: I: 74; Kitab: Al Iman; Bab: Bayan Annad Dinun Nasihah) berkata: Telah menceritakan kepadaku: Muhammad bin Hatim (berkata): Telah menceritakan kepada kami: Ibnu Mahdi (berkata): Telah mencritakan kepada kami: Sufyan (menerima) dari: Suhail bin Abu Salih (menerima) dari: 'Atha' bin Yazid Al Laisi (menerima) dari: Tamim Ad Dari (menerima) dari:
Nabi . bersabda: "Agama itu adalah nasihat". Kami (para sahabat) bertanya: "Untuk siapa (ya Rasulallah)?. Beliau menjawab: ""Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan pemimpin-pemimpin ummat Islam dan bagi ummat Islam umumnya".
Penjelasan sanad dan Rawi-rawi hadis:
Hadis ini kita jumpai dalam kitab "Sahih Muslim, Kitab: Al Iman, Bab: Bayanun Annad Dinan Nasihah). Susunan sanad dan Rawi-rawinya dari Imam Muslim sampai Nabi adalah sebagai berikut:
1. Imam Muslim (bin Al Hajjaj Abul Husain Al Qusyairi An Naisaburi: 204 H - 261 H, penyusun kitab Sahih Muslim) mendengar langsung dari:
2. Muhammad bin Hatim (bin Maimun Al Maruzi Abu Muhammad As Samin, wafat: 235 H, Siqah, Shaduq) mendengar langsung dari:
3. ('Abdurrahman) Ibnu Mahdi (bin Hassan bin 'Abdurraman Al 'Anbari Al Lu'lu'i: 135 H - 198 H, Siqah, Sabat) mendengar langsung dari:
4. Sufyan (bin 'Uyainah Abu 'Imran Maimun Al Hilali Abu Muhammad: 107 H- 198 H, Siqah, Hafiz, Hujjah) menerima dari:
5. Suhail bin Abu Shalih (Zakwan As Samman Abu Yazid, wafat: 138 H, Siqah, Shaduq) menerima dari:
6. 'Atha' bin Yazid Al LAisi (Al Junda'i Abu Muhammad: 25 H - 107 H, Siqah) menerima dari:
7. Tamim (bin Aus bin Kharijah bin Saud) Ad Dari (wafat: 40 H, sahabat) menerima dari:
8. Nabi Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam (52 SH - 11 H) bersabda:....dan seterusnya hadis.
Hadis ini diriwayatkan juga oleh: An Nas'i, abu Dawud dan Ahmad.
Penjelasan hadis:
Hadis ini lafaznya sedikit dan singkat, tetapi faedah dan kandungan isinya banyak dan padat. Syari'at dan hukum-hukum Islam secara garis besar masuk di dalamnya. Bahkan di dalam sebagian kalimatnya saja, yaitu: "Kitab Allah", mengandung seluruh ajaran pokok, cabang, amal dan aqidah dalam Dinul Islam.
"Nabi bersabda: "Ad Din (Agama) itu nasihat". Nasihat artinya murni, bersih, ikhlas. Jadi, ma'na agama itu nasihat, ialah bahwa melaksanakan agama itu harus dengan keikhlasan yang sepenuhnya, tidak disertai dengan tipuan. Maksudnya, jika sudah menyatakan diri menerima "Ad Din" berarti sepenuhnya menerima segala ajaran "Ad Din" itu tanpa disertai bantahan sedikitpun, dan sanggup dan bersedia melaksanakan dan menerapkan segala ajarannya secara murni.
"Kami (para sahabat) bertanya: Untuk siapa (ya Rasulallah)?. Beliau menjawab: "Bagi Allah". Yang pertama, nasihat bagi Allah. Adapun nasihat bagi Allah maksudnya: Beriman sepenuhnya kepada Allah (Ali 'Imran:16; Fussilat:30), dan membuang jauh-jauh segala macam syirik (Al Baqarah:165; An Nisa':48). Menerima segala sifat kesempurnaan dan keagungan yang dimiliki oleh Allah SWT, mensucikan Allah dari segala macam sifat kekurangan (Asy Syura:11; Al Ikhlas:4). Memegang teguh taat kepada Allah (Al Baqarah:285) dan menjauhi ma'siyat (Al An'am:15; Ali 'Imran:112). Mencintai sesuatu karena Allah. Membenci sesuatu karena Allah. Mencintai orang yang taat kepada Allah. Tidak kompromi terhadap orang yang ma'siyat kepada Allah. Berjuang terhadap orang yang kufur mengingkari Allah (At Taubah:73; Al Anfal:72; Ali 'mran:142). Mengakui dan bersyukur atas ni'mat Allah (Al Baqarah:152; An Naml:40, Luqman:12). Ikhlas dalam melakukan segala amalan (Al An'am:162). Mengajak / menyerukan kepada setiap orang agar menerima dan melaksanakan sifat-sifat tersebut (An Nahl:125).
Yang ke dua Ad Din adalah nasihat "bagi Kitab-Nya", yaitu kitab Allah. Adapun maksud nasihat bagi kitab Allah ialah, beriman bahwa Kitab Allah itu adalah kalam (firman) Allah SWT, dan diturunkan oleh Allah (Al Baqarah:4; Yusuf:2), tidak sama atau tidak menyerupai dengan perkataan / ucapan manusia, dan tidak seorangpun yang mampu membuat yang seperti itu ( Al Baqarah: 24-25; Al Isra:88). Kemudian memuliakan, menghormati dan membaca dengan sungguh-sungguh (Al Muzzammil:20;Al A'raf:204). Mengakui kebenaran isinya (Hud:17), mentaati hukum-hukumnya. Berusaha memahami isi dan ilmu yang terkandung di dalamnya. Mengambil pelajaran dan peringatan dari kisah manusia dahulu yang diceritakan di dalamnya (Al Ankabut:43), Merenungkan, menghayati dan mengamalkan isinya. Takut terhadap ancaman-ancamannya (An Nisa':138; At Taubah:3; Al Baqarah:7,10), berusaha untuk mendapatkan janji dan khabar berita gembira yang disampaikannya (Al Baqarah:25). Dan menyampaikan / menyebarkan ajaran Kitab Allah itu kepada siapa saja.
Yang ketiga Ad Din itu adalah nasihat "bagi Rasul-Nya", yaitu Rasulullah . Adapun nasihat bagi Rasulullah ialah: Mengakui kebenaran risalahnya (QS Al Ahzab: 40;. Beriman terhadap semua ajaran yang dibawanya (Al Baqarah:285). Taat kepada perintah dan laranngannya (QS Al Hasyr:7; An Nisa':80). Membelanya sewaktu masih hidup maupun sesudah wafatnya. melawan semua orang yang memusuhinya (S Al A'raf: 157; Al Fath:9). Mengasihi orang yang mejadikan dia sebagai kekasihnya (Al Fath:29). Menghidupkan tauladan dan sunnahnya (Al Ahzab:21). Menyebarkan dan menda'wahkan sunnahnya (HR Abu Dawud). Berakhlaq sesuai dengan akhlaqnya. Menjauhi siapa saja yang mengada-ada (memuat bid'ah) terhadap sunnahnya (HSR Al Bukhari, Muslim).
Yang keempat Ad Din itu adalah nasihat "bagi pemimpin-pemimpin ummat Islam". Maksudnya: Taat dan mengikuti komando mereka dalam menegakkan dan melaksanakan kebenaran (An Nisa':59), Amar ma'ruf dan nahi munkar terhadap mereka dengan bijaksana. Mengingatkan mereka apabila lalai, dan tidak melaksanakan hak-hak kaum muslimin, menyerukan kepada kaum muslimin agar mereka patuh kepadanya selama mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya.
"Seorang muslim wajib mendengar dan taat (kepada pimpinan) dalam keadaan suka atau tidak suka, kecuali jika diperintah ma'siyat. Jika diperintah ma'siyat maka tidak boleh mendengar kata-katanya atau taat kepada perintahnya". (HSR Al Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin 'Umar).
Yang kelima Ad Din adalah nasihat "bagi ummat Islam seluruhnya". Maksudnya: Memberikan petunjuk untuk kebaikan mereka di dunia dan akhirat, membantu mereka dengan perkataan dan perbuatan, menyuruh mereka kepada yang ma'ruf dan mencegah mereka dari kemunkaran.
Dari Jari bin 'Abdillah berkata:
"Saya pernah bai'at (mengucapkan janji setia) kepada Rasulullah untuk (rajin) mendirikan salat, membayar zakat dan berbuat baik kepada sesama muslim". (HSR Al Bukhari dan Muslim).
Kesimpulan hadis:
1. Dinul Islam tegak di atas prinsip Tanasuh (kebaikan kesucian lahir dan batin).
2. Nasihat kepada Allah adalah Iman dan taat kepada-Nya.
3. Nasihat kepada kitab Allah adalah beriman dan melaksanakan isinya.
4. Nasihat kepada Rasulullah adalah beriman dan mentaati ajarannya.
5. Nasihat kepad pemimpin muslimin adalah mentaati mereka selama mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
6. Nasihat kepada seluruh kaum muslimin adalah menunjukkan kebaikan untuk dunia dan akhirat mereka.
BAGI ALLAH
1. Beriman sepenuhnya kepada Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: (Orang-orang yang mendapat keridlaan Allah) yaitu: orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan selamatkanlah kami dari siksa neraka". (Mereka itu) adalah orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan memohon ampun di waktu sahur. (QS Ali 'Imran: 16-17).
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS Fussilah: 30).
2. Membuang jauh-jauh segala macam syirik. Firman Allah SWT:
Artinya: "Dan sebagian dari manusia itu, ada yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu, mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman lebih sangat cintanya kepada Allah. Dan jika orang-orang yang zalim itu melihat ketika mereka melihat azab, (mereka akan mengetahui) bahwa sesungguhnya (segala) kekuatan adalah milik Allah semuanya, dan sesungguhnya Allah adalah sangat berat siksa-Nya". (QS Al Baqarah: 165).
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni (segala dosa) yang selain (dosa syirik) itu, bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh dia berbuat dosa yang sangat besar". (QS An Nisa': 48).
3. Menerima segala sifat kesempurnaan dan keagungan Allah, mensucikan Allah dari segala macam sifat kekurangan. Firman Allah SWT:
Artinya: "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar, Maha Melihat". (QS Asy Syura: 11).
Artinya: "Katakanlah, Dia adalah Allah Yang Esa. Allah adalah tempat bergantung sagala sesuatu. Dia tidak beranak dan Dia tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya yang setara, seorang juapun". (QS Al Ikhlas: 1-4).
4. Memegang teguh taat kepada Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: "Rasul itu telah beriman dengan apa yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): Kami tidak menbeda-bedakan di antara para rasul-Nya. Dan mereka mengatakan: "Kami mendengar dan kami taat". (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS Al Baqarah: 285).
5. Menjauhi ma'shiyat. Firman Allah SWT:
Artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab yang besar jika aku ma'siyat (mendurhakai) Tuhanku". Barangsiapa yang dijauhkan (azab) daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya, dan itulah keberuntungan yang nyata. (QS Al An'am: 15-16).
Artinya: "Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karea mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas". (QS Ali 'Imran: 112).
6. Mencintai sesuatu karena Allah. Membenci sesuatu karena Allah. Mencintai orang yang taat kepada Allah. Tidak kompromi terhadap orang yang ma'siyat kepada Allah. Berjuang terhadap orang yang kufur mengingkari Allah.
Artinya: "Wahai Nabi, berjihadlah terhadap orang-orang kafir dan munafiq dan bersikap keraslah terhadap mereka. Dan tempat kembali mereka adalah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang paling buruk". (QS At Taubah: 73).
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang yang berhijrah), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS Al Anfal: 72).
Artinya: "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar". (QS Ali 'Imran: 142).
7. Mengakui dan bersyukur atas ni'mat Allah. Firman Allah SWT:
Artinya: "Maka ingatlah selalu kepada-Ku, Aku pasti akan ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku". (QS Al Baqarah: 152).
Artinya: "Dia (Sulaiman) berkata: "Ini adalah sebagian dari karunia Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur atau kufur (mengingkari ni'mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia". (QS An Naml: 40).
8. Ikhlas dalam melakukan segala amalan. Firman Allah SWT:
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan demikian itulah aku diperintah, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri". (QS Al An'am:162-163).
9. Berdakwah / menyerukan kepada setiap orang agar menerima dan melaksanakan sifat-sifat tersbut di atas. Firman Allah SWT:
Artinya: "Serulah (manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, peringatan yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang yang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS An Nahl: 125).
KEPADA KITAB ALLAH
Adapun nasihat bagi (kepada) Kitab Allah, ialah:
1. Beriman bahwa kitab Allah itu adalah kalam Allah SWT, dan diturunkan oleh Allah SWT. Firman Allah SWT:
Artinya: "Dan (sifat-sifat orang-orang yang bertaqwa itu) ialah orang-orang yang beriman dengan apa yang diturunkan kepada engkau dan apa yang diturunkan sebelum engkau, dan engan akhirat mereka meyakini". (QS Al Baqarah: 4).
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya". (QS Yusuf: 2).
2. Meyakini bahwa Al Qur'an itu tidak sama atau tidak menyerupai dengan perkataan / ucapan manusia, dan tidak seorangpun yang mampu membuat seperti itu.
Artinya: "Dan jika kamu dalam keraguan dari apa yang telah Kami turunkan kepada hamba-Ku , maka datangkanlah dengan satu surat yang sepertinya, dan ajaklah sekutu-sekutumu selain Allah , jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya), dan pasti kamu tidak dapat membuatnya, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan untuk orang-orang kafir". (QS Al Baqarah: 23-24).
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yangs serupa dengan Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian dari mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS Al Isra': 88).
3.Memuliakan,menghormati dan membacanya dengan sungguh-sungguh.
Artinya: "Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an". (QS Al Muzzammil: 20).
Artinya: 'Dan apabila Al Qur'an dibaca, maka dengarkan kepadanya dan diamlah kamu, agar kamu mendapat rahmat". (QS Al A'raf: 204).
4. Mengakui kebenaran isinya.
Artinya: "Maka janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur'an itu. Sesungguhnya (Al Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman". (QS Hud: 17).
5. Mentaati hukum-hukumnya.
Artinya: "Maka putuskanlah perkara mereka dengan apa yang diturunkan oleh Allah, dan janganlah kamu mengikuti kemauan (hawa nafsu) mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu". (QS Al Ma'idah: 48).
Artinya: "Dan barangsiapa yang tidak menghukumi (memutuskan perkara) dengan apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu termasuk orang-orang yang kafir". (QS Al Ma'idah: 44).
Artinya: "Dan barangsiapa yang tidak menghukumi (memutuskan perkara) dengan apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu termasuk orang-orang yang fasiq". (QS Al Ma'idah: 47).
Artinya: "Dan barangsiapa yang tidak menghukumi (memutuskan perkara) dengan apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu termasuk orang-orang yang zalim". (QS Al Ma'idah: 45).
6. Berusaha memahami isi dan ilmu yang terkandung di dalamnya.
Artinya: "Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang).Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri". (QS At Taubah: 122).
7. Mengambil pelajaran dan peringatan dari kisa-kisah manusia dahulu yang diceritakan di dalamnya.
Artinya: "Dan perumpamaan-perumpamaan itu KAmi buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu". (QS Al Ankabut: 43).
Artinya: "Maka pada hari ini Kami selamtkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia itu lengah (lalai) dari tanda-tanda kekuasaan Kami". (QS Yunus: 92).
8. Merenungkan dan menghayati serta mengamalkan isinya, dan takut terhadap ancaman-ancamannya.
Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka menemui pertentangan yang banyak di dalamnya". (QS An Nisa': 82).
Artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang telah Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan dan memahami serta menghayati) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran". (QS Shaad: 29).
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintah". (QS At Tahrim: 6).
9. Berusaha mendapatkan janji dan khabar berita gembira yang ada di dalamnya.
Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampuna dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa (133). (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang ,maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134). Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui (135). Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal (136)". (QS Ali 'Imran: 133-136).
10. Menyebarkan (menda'wahkan) kitab Allah itu kepada siapa saja dengan hikmah, mau'izah hasanah, dan mujadalah bil lati hiya ahsan. (QS An Nahl:125).
KEPADA RASULULLAH
Adapun Nasihat kepada Rasulullah , ialah:
1. Mengakui kebenaran risalahnya.
Firman Allah SWT:
Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS Al Ahzab: 40).
2. Beriman terhadap semua ajaran yang dibawanya.
Firman Allah SWT:
Artinya:"Rasul telah beriman keada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,demikian pula orang-orang yang beriman".(QS Al Baqarah: 285).
3. Mentaati segala perintahnya menjauhi segala larangannya.
Firman Allah SWT:
Artinya: "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya". (QS Al Hasyr: 7).
Artinya: "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara / penjaga atas mereka". (QS An Nisa': 40).
4. Membela sewaktu masih hidup maupun sesudah wafatnya. Melawan terhadap semua orang yang memusuhinya.
Firman Allah SWT:
Artinya: "Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung". (QS Al A'raf: 157).
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya , menguatkan (agama)Nya, dan memuliakannya dan bertasbih kepada-Nya waktu pagi dan petang". (QS Al Fath: 8-9).
5. Mengasihi orang yang menjadikan dia sebagai kekasihnya.
Firman Allah SWT:
"Muhammad Rasulullah dan pengikut-pengikutnya bersikap teguh dan tegas terhadap orang-orang yang tidak beriman, bersifat kasih sayang antara sesama mereka. Engkau lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia dan keridlaan Tuhan. Di muka mereka ada tanda-tanda bekas sujud. Itulah perumpamaan mereka di dalam Taurat dan perumpamaan mereka di dalam Injil; bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya yang lembut, kemudian bertambah besar dan bertambah kuat dapat tegak di atas batangnya, menyebabkan orang-orang yang menanam menjadi ta'ajjub, dan menjadikan orang-orang yang tidak beriman marah karenanya. Tuhan telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar". (Al Qur'an Surat Al Fath: 29).
6. Menghidupkan tauladan dan sunnahnya.
Firman Allah SWT:
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (ke-datangan) hari qiyamat dan dia banyak menyebut Allah".(QS Al Ahzab: 21).
KEPADA PARA PEMIMPIN
1. Taat dan mengikuti komando mereka dalam menegakkan dan melaksanakan kebenaran. Firman Allah SWT:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan kepada Ulil Amri (pemimpin yang memegang urusan) di antara kamu. Maka apabila kamu berselisih tentang sesuatu (perkara) maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir..". (QS An Nisa':59).
2. Amar ma'ruf dan nahi munkar terhadap mereka dengan bijaksana.
Nabi bersabda:
Artinya: "Jihad yang paling utama ialah (mengucapkan) kalimat yang adil (benar, lurus,,jujur) di hadapan penguasa yang kejam / zalim". (HR Abu Dawud dan At Tirmizi dari Abu Sa'id Al Khudri).
KEPADA UMMAT ISLAM
Yaitu memberikan petunjuk kepada mereka untuk kebaikan dunia dan akhirat, membantu mereka dengan perkataan dan perbuatan, menyuruh mereka yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.
Sabda Nabi :
Artinya: "Tiada seorang yang diamanati oleh Allah memimpin rakyat, kemudian ketika mati dia dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan baginya surga".(HSR Bukhari Muslim dari Ma'qil bin Yasar).
Syarat-syarat yang wajib ada pada setiap orang yang menggabungkan dirinya dengan agama Islam.
Sebenarnya ramai dari manusia ini menjadi Muslim kerana hobi atau dilahirkan oleh kedua orang ibu bapanya yang memang beragama Islam. Mereka ini pada hakikatnya tidak memahami makna menggabungkan diri dengan Islam. Mereka juga tidak mengerti tentang tuntutan-tuntutan dari penggabungan ini. Lantaran inilah anda dapat melihat mereka berada di satu pihak manakala Islam pula berada di pihak yang lain.
Matlamat dari bahagian ini adalah untuk menjawab seluruh persoalan-persoalan ini di samping menerangkan perkara-perkara yang dituntut oleh Islam ke atas seseorang Muslim supaya penggabungan mereka ke dalam agama Islam menjadi penggabungan yang sah dan benar seterusnya ia menjadi seorang Islam yang benar. Firman Allah:
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَاجَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُو سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَءَاتُواالزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْم النَّصِيرُ
َ
'Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya Dialah yang memilih kamu (untuk mengerjakan suruhan agamanya) dan Dia tidak menjadikan kamu menanggung sesuatu keberatan dan susah payah dalam perkara agama, agama bapa kamu Ibrahim. Dia menamakan kamu: Orang-orang Islam semenjak dahulu dan di dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasulullah (Muhammad) menjadi saksi yang menerangkan kebenaran perbuatan kamu dan supaya kamu pula layak menjadi orang-orang yang memberi keterangan kepada umat manusia (tentang yang benar dan yang salah). Oleh itu, dirikanlah sembahyang dan berilah zakat, serta berpegang teguhlah kamu kepada Allah! Dialah Pelindung kamu. Maka (Allah yang demikian sifatNya) Dialah sahaja sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Pemberi pertolongan.'
(Surah Al-Hajj 22: Ayat 78)
Firman Allah :
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَاجَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُو سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَءَاتُواالزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْم النَّصِيرُ
َ
'Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya Dialah yang memilih kamu (untuk mengerjakan suruhan agamanya) dan Dia tidak menjadikan kamu menanggung sesuatu keberatan dan susah payah dalam perkara agama, agama bapa kamu Ibrahim. Dia menamakan kamu: Orang-orang Islam semenjak dahulu dan di dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasulullah (Muhammad) menjadi saksi yang menerangkan kebenaran perbuatan kamu dan supaya kamu pula layak menjadi orang-orang yang memberi keterangan kepada umat manusia (tentang yang benar dan yang salah). Oleh itu, dirikanlah sembahyang dan berilah zakat, serta berpegang teguhlah kamu kepada Allah! Dialah Pelindung kamu. Maka (Allah yang demikian sifatNya) Dialah sahaja sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Pemberi pertolongan.'
(Surah Al-Hajj 22: Ayat 78)
Maka Hanya Orang Berakal Yang Mampu Memahami Islam.
Seseorang yang tidak mengguna-kan akalnya berarti ia mengandaikan kebodohannya untuk memahami syari’at Islam yang mulia ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:
“Adakah orang yang mengetahui bahwasa apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu itu benar sama dengan orang yang buta, Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. ar-Ra’d [13]: 19).
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, “Hanya orang-orang yang memiliki akal sihat dan benar saja yang dapat mengambil nasihat dan pelajaran lalu memikirkannya”.
Seseorang yang tidak mengguna-kan akalnya berarti ia mengandalkan kebodohannya untuk memahami syari’at Islam yang mulia ini.
Taqlid buta misalnya atau ikut-ikutan tanpa dalil, seperti kaum Nashara kepada para rahibnya dan Wahabi salafi kepada para ulamak su'knya . Perbuatan ini benar-benar suatu kebodohan yang nyata, karena taqlid pada hakekatnya dapat melumpuhkan fungsi akal yang ada pada diri manusia sehingga tidak dapat memahami, menerima dan menjalankan apa yang dituntut oleh Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” Mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”. (QS. al-Baqarah [2]: 170).
.
.
Rasulullah s.a.w bersabda :
” Sesungguhnya seorang hamba yang bercakap sesuatu kalimah atau ayat tanpa mengetahui implikasi dan hukum percakapannya, maka kalimah itu boleh mencampakkannya di dalam Neraka lebih sejauh antara timur dan barat” ( Riwayat Al-Bukhari, bab Hifdz al-Lisan, 11/256 , no 2988)
” Sesungguhnya seorang hamba yang bercakap sesuatu kalimah atau ayat tanpa mengetahui implikasi dan hukum percakapannya, maka kalimah itu boleh mencampakkannya di dalam Neraka lebih sejauh antara timur dan barat” ( Riwayat Al-Bukhari, bab Hifdz al-Lisan, 11/256 , no 2988)