.

.
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء و المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين أهلا وسهلا بكم إذا كانت هذه زيارتك الأولى للمنتدى، فيرجى التفضل بزيارة صفحة التعليمات كما يشرفنا أن تقوم بالتسجيل ، إذا رغبت بالمشاركة في المنتدى، أما إذا رغبت بقراءة المواضيع والإطلاع فتفضل بزيارة القسم الذي ترغب أدناه. عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه - قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: "إن إبليس قال لربه: بعزتك وجلالك لا أبرح أغوي بني آدم مادامت الأرواح فيهم - فقال الله: فبعزتي وجلالي لا أبرح أغفر لهم ما استغفروني" اللّهم طهّر لساني من الكذب ، وقلبي من النفاق ، وعملي من الرياء ، وبصري من الخيانة ,, فإنّك تعلم خائنة الأعين ,, وما تخفي الصدور اللهم استَخدِمني ولاَ تستَبدِلني، وانفَع بيِ، واجعَل عَملي خَالصاً لِوجهك الكَريم ... يا الله اللهــم اجعل عملي على تمبـلر صالحاً,, واجعله لوجهك خالصاً,, ولا تجعل لأحد فيه شيئاً ,, وتقبل مني واجعله نورا لي في قبري,, وحسن خاتمة لي عند مماتي ,, ونجاةً من النار ومغفرةً من كل ذنب يارب يارب يارب

.

.

.

.

Sunday, January 4, 2015

Pembelot

Firman Allah :

سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُل لِّلَّـهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿١٤٢ وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّـهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّـهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّـهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٤٣

"Orang-orang bodoh (yang kurang akal pertimbangannya) akan berkata: "Apa sebabnya yang menjadikan orang-orang Islam berpaling dari kiblat yang mereka mengadapnya selama ini?" Katakanlah (wahai Muhammad): "Timur dan barat adalah kepunyaan Allah - (maka ke pihak mana
sahaja kita diarahkan Allah mengadapnya, wajiblah kita mematuhiNya); Allah yang memberikan petunjuk hidayahNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus".

"Dan demikianlah (sebagaimana Kami telah memimpin kamu ke jalan yang lurus), Kami jadikan kamu (wahai umat Muhammad) satu umat yang pilihan lagi adil, supaya kamu layak menjadi orang yang memberi keterangan kepada umat manusia (tentang yang benar dan yang salah) dan Rasulullah (Muhammad) pula akan menjadi orang yang menerangkan kebenaran perbuatan kamu. (Sebenarnya kiblat kamu ialah Kaabah) dan tiadalah Kami jadikan kiblat yang engkau mengadapnya dahulu itu (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi ujian bagi melahirkan pengetahuan Kami tentang siapakah yang benar-benar mengikut Rasul serta membenarkannya dan siapa pula yang berpaling tadah (berbalik kepada kekufurannya) dan sesungguhnya (soal peralihan arah kiblat) itu adalah amat berat (untuk diterima) kecuali kepada orang-orang yang telah diberikan Allah petunjuk hidayah dan Allah tidak akan menghilangkan (bukti) iman kamu. Sesungguhnya Allah Amat melimpah belas kasihan dan rahmatNya kepada orang-orang (yang beriman)."
(Surah Al-Baqarah ayat 142 -143)

Menurut Az-Zujaj, yang dimaksud dengan Sufaha dalam ayat ini
ialah orang-orang musyrik Arab. Menurut Mujahid adalah para rahib
Yahudi. Sedangkan menuait As-Saddi, mereka adalah orang-orang
semua.
munafik. Akan tetapi, makna ayat bersifat umum mencakup mereka
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Abu Ishaq, dari Al-Barra r.a., bahwa Rasulullah Saw. salat menghadap
Na'im; ia pernah mendengar Zubair menceritakan hadis berikut dari ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, padahal
ke arah kiblat) adalah salat Asar, dan ikut salat bersamanya suatu
dalam hatinya beliau lebih suka bila kiblatnya menghadap ke arah Baitullah Ka'bah. Mula-mula salat yang beliau lakukan (menghadap kaum. Maka keluarlah seorang lelaki dari kalangan orang-orang yang
dis), maka ia berkata, "Aku bersaksi kepada Allah, sesungguhnya aku
salat bersamanya, lalu lelaki itu berjumpa dengan jamaah suatu mas- jid yang sedang mengerjakan salat (menghadap ke arah Baitul Maq- telah salat bersama Nabi Saw. menghadap ke arah Mekah (Ka'bah)." Maka jamaah tersebut memutarkan tubuh mereka yang sedang salat
man-Nya:
itu ke arah Baitullah. Tersebutlah bahwa banyak lelaki yang mening- gal dunia selama salat menghadap ke arah kiblat pertama sebelum di- pindahkan ke arah Baitullah. Kami tidak mengetahui apa yang harus kami katakan mengenai mereka. Maka Allah Swt. menurunkan fir- Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. Sesungguh-
ku Ismail ibnu Abu Khalid, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra yang men-
nya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manu- sia. (Al-Baqarah: 143) Imam Bukhari menyendiri dalam mengetengahkan hadis ini melalui sanad tersebut. Imam Muslim meriwayatkannya pula, tetapi melalui jalur sanad yang lain. Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepada- ceritakan hadis berikut, bahwa pada mulanya Rasulullah Saw. salat
Lalu kaum laki-laki dari kalangan kaum muslim mengatakan, "Kami
menghadap ke arah Baitul Maqdis dan sering menengadahkan pan- dangannya ke arah langit, menunggu-nunggu perintah Allah. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang ka- mu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. (Al- Baqarah: 144) ingin sekali mengetahui nasib yang dialami oleh orang-orang yang te-
Baitul Maqdis." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
lah mati dari kalangan kami sebelum kami dipalingkan ke arah kiblat
(Ka'bah), dan bagaimana dengan salat kami yang menghadap ke arah


Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. (Al-Baqarah:
143)
Kemudian berkatalah orang-orang yang kurang akalnya di antara ma-
nusia; mereka adalah Ahli Kitab, yang disitir oleh firman-Nya:
(Baitul Maqdis) yang dahulu mereka berkiblat kepadanya? (Al-
Apakah yang memalingkan mereka (kaum muslim) dari kiblatnya Baqarah: 142) Maka Allah menurunkan firman-Nya:
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan ber- kata. (Al-Baqarah: 142), hingga akhir ayat. Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Atiyyah, telah
Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, sedangkan
menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah salat menghadap ke arah hati beliau Saw. lebih suka bila diarahkan menghadap ke Ka'bah, ma- ka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
Al-Barra melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu Nabi Saw. mengha-
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang ka- mu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. (Al- Baqarah: 144) dapkan wajahnya ke arah kiblat. Maka berkatalah orang-orang yang
Katakanlah, "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia membe-
kurang akalnya di antara manusia, yaitu orang-orang Yahudi, yang di- sitir oleh firman-Nya: Apakah yang memalingkan mereka (kaum muslim) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka berkiblat kepadanya? (Al- Baqarah: 142) Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya:
orang Yahudi gembira melihatnya, dan Rasulullah Saw. menghadap
ri petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lu- rus." (Al-Baqarah: 142) Ali ibiui Abu Talilah meriwayatkan dari lbnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah. Allah memerintahkannya agar menghadap ke arah Baitul Maqdis (dalam salatnya). Maka orang-
Orang-orang Yahudi merasa curiga akan hal tersebut, lalu mereka
kepadanya selama belasan bulan, padahal di dalam hati beliau Saw. sendiri lebih suka bila menghadap ke arah kiblat Nabi Ibrahim. Untuk itu. beliau Saw. selalu berdoa kepada Allah serta sering menengadahkan pandangannya ke langit. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Palingkanlah mukamu ke arahnya. (Al-Baqarah: 144) mengatakan:
Banyak hadis yang menerangkan masalah ini, yang pada garis besar-
Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya? (Al-Baqarah: 142) Lalu Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Katakanlah, "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia mem- beri petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus." (Al-Baqarah: 142) nya menyatakan bahwa pada mulanya Rasulullah Saw. menghadap ke
Baitul Maqdis. Demikianlah menurut Ibnu Abbas dan jumhur ulama.
arah Sakhrah di Baitul Maqdis. Beliau Saw. ketika di Mekah selalu salat di antara dua rukun yang menghadap ke arah Baitul Maqdis. De- ngan demikian, di hadapannya ada Ka'bah; sedangkan ia menghadap ke arah Sakhrah di Baitul Maqdis (Yeaissalcm). Ketika beliau Saw. hijrah ke Madinah, beliau tidak dapat menghimpun kedua kiblat itu; maka Allah memerintahkannya agar langsung menghadap ke arah Akan tetapi, para ulama berbeda pendapat mengenai perintah
belasan bulan, dan selama itu beliau memperbanyak doa dan ibtihal
Allah kepadanya untuk menghadap ke arah Baitul Maqdis, apakah melalui Al-Qur'an atau lainnya? Ada dua pendapat mengenainya. Imam Qurtubi di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan dari Ikri- mah Abui Aliyah dan Al-Hasan Al-Basri, bahwa menghadap ke Bai- tul Maqdis adalah berdasarkan ijtihad Nabi Saw. sendiri. Yang di- maksudkan dengan menghadap ke Baitul Maqdis ialah setelah beliau Saw. tiba di Madinah. Hal tersebut dilakukan oleh Nabi Saw. selama kepada Allah serta memohon kepada-Nya agar dihadapkan ke arah
Sa'id ibnul Ma'la disebutkan bahwa salat tersebut (yang pertama kali
Ka'bah yang merupakan kiblat Nabi Ibrahim a.s. Hal tersebut diper- kenankan oleh Allah, lalu Allah Swt. memerintahkannya agar meng- hadap ke arah Baitul Atiq. Lalu Rasulullah Saw. berkhotbah kepada orang-orang dan memberitahukan pemindahan tersebut kepada me- reka. Salat pertama yang beliau lakukan menghadap ke arah Ka'bah adalah salat Asar, seperti yang telah disebutkan di atas di dalam kitab Sahihain melalui hadis Al-Barra r.a. Akan tetapi, di dalam kitab Imam Nasai melalui riwayat Abu dilakukannya menghadap ke arah Ka'bah) adalah salat Lohor. Abu
lat Lohor. Nuwailah binti Muslim melanjutkan kisahnya, "Setelah ada
Sa'id ibnul Ma'la mengatakan, dia dan kedua temannya termasuk orang-orang yang mula-mula salat menghadap ke arah Ka'bah. Bukan hanya seorang dari kalangan Mufassirin dan lain-lainnya menyebutkan bahwa pemindahan kiblat diturunkan kepada Rasulullah Saw. ketika beliau Saw. salat dua rakaat dari salat Lohor, turunnya wahyu ini terjadi ketika beliau sedang salat di masjid Bani Salimah, kemudian masjid itu dinamakan Masjid Qiblatain. Di dalam hadis Nuwailah binti Muslim disebutkan, telah datang kepada mereka berita pemindahan kiblat itu ketika mereka dalam sa-
wahyu tadi malam yang memerintahkan agar menghadap ke
berita itu, maka kaum laki-laki beralih menduduki tempat kaum wa- nita dan kaum wanita menduduki tempat kaum laki-laki." Demikian- lah menurut apa yang dituturkan oleh Syekh Abu Umar ibnu Abdul Bar An-Namiri. Mengenai ahli Quba, berita pemindahan itu baru sampai kepada mereka pada salat Subuh di hari keduanya, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain (Sahih Bukhari dan Sahih Muslim) dari Ibnu Umar r.a. yang menceritakan: Ketika orang-orang sedang melakukan salat Subuh di Masjid Quba, tiba-tiba datanglah kepada mereka seseorang yang me- ngatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. telah menerima
mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:
arah Ka'bah. Karena itu, menghadaplah kalian ke Ka'bah. Saat itu wajah mereka menghadap ke arah negeri Syam, lalu mereka berputar ke arah Ka'bah. Di dalam hadis ini terkandung dalil yang menunjukkan bahwa hukum yang ditetapkan oleh nasikh masih belum wajib diikuti kecuali setelah mengetahuinya, sekalipun turun dan penyampaiannya telah berlalu. Karena ternyata mereka tidak diperintahkan untuk mengulangi salat Asar, Magrib, dan Isya. Setelah hal ini terjadi, maka sebagian orang dari kalangan kaum munafik, orang-orang yang ragu dan Ahli Kitab merasa curiga, dan
keraguan menguasai diri mereka terhadap hidayah. Lalu mereka

Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya
(Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?"
(Al-Baqarah: 142)
Dengan kata lain, mereka bermaksud 'mengapa kaum muslim itu se-
sekali menghadap ke anu dan sesekali yang lain menghadap ke anu'.
Katakanlah, "Kepunyaan Allah -lah timur dan barat." (Al-Baqa-
Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya sebagai jawaban terhadap mereka: rah: 142)
Maka ke mana pun kalian menghadap, di situlah wajah Allah.
Yakni Dialah yang mengatur dan yang menentukan semuanya, dan semua perintah itu hanya di tangan kekuasaan Allah belaka. (Al-Baqarah: 115)
tian orang yang beriman kepada Allah. (Al-Baqarah: 177)
Adapun firman-Nya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah kebak-
mana pun kita dihadapkan, maka kita harus menghadap. Taat yang
Dengan kata lain, semua perkara itu dinilai sebagai kebaktian bilama- na didasari demi mengerjakan perintah-perintah Allah. Untuk itu ke sesungguhnya hanyalah dalam mengerjakan perintah-Nya, sekalipun
maka kita harus menghadap ke arah yang diperintahkan-Nya.
setiap hari kita diperintahkan untuk menghadap ke berbagai arah. Kita adalah hamba-hamba-Nya dan berada dalam pengaturan-Nya, kita adalah pelayan-pelayan-Nya; ke mana pun Dia mengarahkan kita, Allah Swt. mempunyai perhatian yang besar kepada hamba dan
Swt. semata,tiada sekutu bagi-Nya. Ka'bah merupakan rumah Allah
Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Saw. dan umatnya. Hal ini ditun- jukkan melalui petunjuk yang diberikan-Nya kepada dia untuk meng- hadap ke arah kiblat Nabi Ibrahim kekasih Tuhan Yang Maha Pemu- rah, yaitu menghadap ke arah Ka'bah yang dibangun atas nama Allah
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ali ibnu Asim, dari Husain ibnu
yang paling terhormat di muka bumi ini, mengingat ia dibangun oleh kekasih Allah Swt., Nabi Ibrahim a. s. Karena itu, di dalam firman- Nya disebutkan: Katakanlah, "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia membe- ri petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lu- rus." (Al-Baqarah: 142)
Jumat yang ditunjukkan oleh Allah kepada kita, sedangkan mere-
Abdur Rahman, dari Amr ibnu Qais, dari Muhammad ibnul Asy'As, dari Siti Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. per- nah bersabda sehubungan dengan kaum Ahli Kitab: Sesungguhnya mereka belum pernah merasa dengki terhadap se- suatu sebagaimana kedengkian mereka kepada kita atas hari ka sesat darinya; dan atas kiblat yang telah ditunjukkan oleh
ucapan kita amin di belakang imam.
Allah kepada kita, sedangkan mereka sesat darinya, serta atas
















Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

.

Rasulullah s.a.w bersabda :

” Sesungguhnya seorang hamba yang bercakap sesuatu kalimah atau ayat tanpa mengetahui implikasi dan hukum percakapannya, maka kalimah itu boleh mencampakkannya di dalam Neraka lebih sejauh antara timur dan barat” ( Riwayat Al-Bukhari, bab Hifdz al-Lisan, 11/256 , no 2988)