.
Sunday, April 4, 2021
SURAH ALI IMRAN AYAT 61
فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ (٦١)
Allah s.w.t. memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w.,
"61. Maka siapa yang membantahmu di dalamnya setelah apa yang datang kepadamu dari ilmu,"
Siapa yang membantahmu setelah datang ilmu yang meyakinkan kepadamu dan setelah kamu menyampaikan bukti-bukti yang jelas yang menerangkan bahawa Isa a.s. adalah hamba dan utusan Allah, bukan tuhan, namun dia tetap ingkar dan membantahmu, maka mendebatnya lagi tidak ada faedah. Oleh kerana itu, ajaklah mereka melakukan mubahalah.
"maka katakanlah, "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, dan isteri-isteri kami, dan isteri-isteri kalian, dan diri-diri kami, dan diri-diri kalian.""
Katakanlah kepadanya, "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kalian, diri kami dan diri kalian." Iaitu kita hadirkan mereka semua untuk mubahalah.
"Kemudian kita berbalas laknat, maka kita jadikan laknat Allah atas orang-orang yang berdusta."
Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta di antara kami dan kalian. Mubahalah ialah berbalas laknat, masing-masing pihak di antara orang-orang yang berbeda pendapat berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta.
Nabi s.a.w. mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah. Saat itu, keluar bersama Beliau s.a.w. Al Hasan dan Al Husain, Fatimah dan Ali, Beliau memerintahkan mereka mengamini do'a Beliau, namun utusan Nasrani Najran tidak berani dan berdamai dengan membayar jizyah (pajak). Ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad s.a.w.
"61. Maka siapa yang membantahmu di dalamnya setelah apa yang datang kepadamu dari ilmu,"
Siapa yang membantahmu setelah datang ilmu yang meyakinkan kepadamu dan setelah kamu menyampaikan bukti-bukti yang jelas yang menerangkan bahawa Isa a.s. adalah hamba dan utusan Allah, bukan tuhan, namun dia tetap ingkar dan membantahmu, maka mendebatnya lagi tidak ada faedah. Oleh kerana itu, ajaklah mereka melakukan mubahalah.
"maka katakanlah, "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, dan isteri-isteri kami, dan isteri-isteri kalian, dan diri-diri kami, dan diri-diri kalian.""
Katakanlah kepadanya, "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalian, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kalian, diri kami dan diri kalian." Iaitu kita hadirkan mereka semua untuk mubahalah.
"Kemudian kita berbalas laknat, maka kita jadikan laknat Allah atas orang-orang yang berdusta."
Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta di antara kami dan kalian. Mubahalah ialah berbalas laknat, masing-masing pihak di antara orang-orang yang berbeda pendapat berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta.
Nabi s.a.w. mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah. Saat itu, keluar bersama Beliau s.a.w. Al Hasan dan Al Husain, Fatimah dan Ali, Beliau memerintahkan mereka mengamini do'a Beliau, namun utusan Nasrani Najran tidak berani dan berdamai dengan membayar jizyah (pajak). Ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad s.a.w.
والله تعالى أعلم
Subscribe to:
Posts (Atom)
.
Rasulullah s.a.w bersabda :
” Sesungguhnya seorang hamba yang bercakap sesuatu kalimah atau ayat tanpa mengetahui implikasi dan hukum percakapannya, maka kalimah itu boleh mencampakkannya di dalam Neraka lebih sejauh antara timur dan barat” ( Riwayat Al-Bukhari, bab Hifdz al-Lisan, 11/256 , no 2988)
” Sesungguhnya seorang hamba yang bercakap sesuatu kalimah atau ayat tanpa mengetahui implikasi dan hukum percakapannya, maka kalimah itu boleh mencampakkannya di dalam Neraka lebih sejauh antara timur dan barat” ( Riwayat Al-Bukhari, bab Hifdz al-Lisan, 11/256 , no 2988)